SOLOPOS.COM - Alan Budikusuma prihatin atas prestasi bulu tangkis sektor tunggal putra. JIBI/Antara

Solopos.com, JAKARTA — Sektor tunggal putra tak juga lepas dari paceklik juara All Enland. Tak ada lagi pemain yang berhasil naik podium tertinggi sejak Haryanto Arbi mendapatkannya 20 tahun lalu.

Dionysius Hayom Rumbaka yang menjadi satu-satunya harapan gagal melaju lebih jauh. Hayom digebuk pebulutangkis nonunggulan dari Korea Selatan Won Ho Son 16-21, 21-14, 10-21 pada babak kedua di National Indoor Arena Jumat (7/3/2014) dinihari WIB.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Tommy Sugiarto dan Sony Dwi Kuncoro malah harus angkat koper lebih dini. Keduanya kandas di putaran pertama. Tommy kalah di tangan Gao Huan (China) 13-21, 21-10 dan 18-21. Cedera tulang telapak kaki kanan menjadi salah satu penyebab kekalahan itu. Sony tunduk dari wakil Wang Zhengming yang juga dari China 11-21, 10-21.

Alih-alih menyamai torehan Haryanto Arbi sebagai juara pada 1994 Hayom dkk tidak sanggup mengulang perolehan yang dibukukan Taufik Hidayat pada tahun 2000 dengan mencapai semifinal.

Di sisi lain, tak adanya wakil tunggal putra di babak delapan turnamen bulutangkis tertua itu cukup mengkhawatirkan. Sebab PBSI mencanangkan ajang tersebut sebagai salah satu persiapan menghadapi kejuaraan beregu putra-putri Piala Thomas yang bergulir Mei.

“Ini menjadi sinyal kuning buat persiapan tim Thomas, semua tunggal putra memble,” ujar eks pemain tunggal putra nasional, Alan Budikusuma di detiksport, Jumat (7/3/2014).

Dia pun mengevaluasi penampilan masing-masing pemain. Suami Susi Susanti itu menyimpan harapan ada persiapan yang lebih sip sebelum para pemain diterbangkan ke turnamen besar.

“Seharusnya Hayom sudah bisa berbuat lebih banyak. Saya tak melihat adanya ledakan prestasi dia setahun terakhir padahal ada modal, postur, pukulan frekuensi bertanding,” tambahnya.

“Kondisi Tommy yang mengeluhkan cedera sangat tidak relevan. Kalau memang sudah dua pekan lalu cedera, seharusnya barisan pelatih bisa memutuskan untuk tak mengirimnya ke Inggris. Sudah kalah, khawatirnya malah tambah parah.

“Sony juga membuat hasil yang sangat tidak bagus. Dua game dan langsung kalah. Bagaimana dengan persiapan selama ini?” ucap peraih medali emas Olimpiade 1992 itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya