SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/wordpress.com)
JOGJA—Keberhasilan petenis DIY di Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII Riau lalu menjadi tolok ukur keberhasilan kepengurusan Pengurus DIY Persatuan Lawn Tennis Indonesia (Pelti) 2008-2012.
Ketua Bidang Organisasi Pelti DIY, Sunarko mengatakan kepengurusan memang belum maksimal dalam pembiaan atlet. Namun dua perak yang didapat di PON lalu bisa menjadi tolok ukur keberhasilan tenis DIY. Sunarko mengakui hal itu tak lepas dari peran pengurus kabupaten dan pengurus kota.
“Pada kepengurusan kami memang banyak kelowongan karena absennya Ketua Umum kami, Pak Gendut. Tapi keberhasilan Rekyan Woro, Rani Fitriya Wardhani, Soraya Yurenclin dan Hanifa Nur Hasanah menjadi anugrah bagi kami,” papar dia ketika ditemui Sekretariat KONI Kota Jogja beberapa waktu lalu.
Ia menilai pembinaan di tingkat pengurus kabupaten dan kota menjadi kunci keberhasilan karena pembinaan benar-benar dilakukan sejak usia dini. Ia mengapresiasi terutama pembinaan di Kota Jogja dan Bantul yang bisa mencetak pemain PON andal.
“Saya harap di kepengurusan yang akan datang akan semakin merata di seluruh wilayah DIY. Pengurus daerah juga harus mendukung program-program pembinaan. Sebaiknya pembinaan memang dilakukan ejak usia dini sepeti atlet-atlet yang berhasil ini. Kalau instan tentu tidak bisa,” imbuh dia.
Sunarko berharap, prestasi di PON lalu bisa menjadi pemacu semanagt bagi pengurus daerah yang baru serta pengurus kabupaten dan kota untuk terus memproduksi atlet-atlet berbakat. Ia juga berharap prestasi in bisa mendorong atlet-atlet lain agar lebih tekun mengasah kemampuannya sehingga DIY memiliki regenerasi.
Pengurus daerah Pelti DIY akan mengadakan musyawarah olahraga daerah untuk menentukan kepengurusan yang baru periode 2012-2016. Di berharap kepengurusan yang baru bisa lebih memajukan tenis di DIY sehingga semakin mampu mencetak prestasi cemerlang di tingkat nasional.