4 Atlet Paralayang Solo Setop Latihan Selama Musim Hujan

Musim hujan membuat empat atlet paralayang Solo memilih tak berlatih untuk menghindari risiko.

Solopos.com, SOLO — Empat atlet paralayang asal Solo yang menjadi kontingen Porprov 2018 memilih tidak berlatih saat musim hujan demi menghindari risiko yang tidak diinginkan.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Ketua Pengurus Kota (Pengkot) Paralayang Solo Dewanto Basuhendro mengatakan kali terakhir tim latihan bersama pada awal November lalu atau saat intensitas hujan belum setinggi saat ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan di Indonesia akan berlangsung pada Januari hingga Februari 2018.

“Kami biasa latihan setiap Sabtu dan Minggu. Sebenarnya kami bisa saja berlatih saat tidak turun hujan. Tapi, terlalu berisiko karena cuaca sekarang ini juga sulit diprediksi. Untuk menghindari risiko, lebih baik latihan kami tiadakan dulu selama musim hujan,” ujar Dewanto kala berbincang dengan  melalui telepon, Jumat (29/12/2017).

Selain Dewanto, empat atlet paralayang yang menjadi kontingen Porprov 2018 adalah Nyoman Tri Aryadi Dirga, Oktaviananto, dan Hanifah Isnawati.

Pada Porprov 2013 di Banyumas, Paralayang Solo menyumbangkan satu medali perak dan satu medali perunggu. Meski berstatus tuan rumah, Dewanto enggan berbicara target di Porprov 2018.

“Saya tidak ingin bicara target. Lakukan yang terbaik saja. Persaingan di turnamen ini juga berat. Atlet dari Sukoharjo, Karanganyar, dan Semarang bagus-bagus. Mereka sudah menunjukkan kualitasnya di Pra-Porprov 2018 yang digelar September lalu,” ucap Dewanto.

Cabor paralayang nantinya akan diikuti 16 pengurus kota/kabupaten (pengkot/pengkab) di Jawa Tengah. Semua pengkot/pengkab memang diwajibkan mengirimkan atlet untuk menambah jam terbang dan menjaga kebersamaan.

Namun, kuota atlet tiap pengkot/pengkab berbeda-beda. “Solo sebagai tuan rumah mendapat kuota tertinggi yakni empat atlet. Lainnya kuotanya di bawah kami,” terang Dewanto.