Solopos.com, SOLO—Arema FC melepas empat pemain asing yang membela musim lalu di Liga 1. Klub mengganti dengan pemain asing lain yang sudah bergabung.
Arema FC juga sudah merekrut pemain lokal. Namun, klub tak ingin mengumbar ke publik pemain yang mereka incar.
Promosi Mi Instan Witan Sulaeman
Dikutip dari laman resmi Liga Indonesia Baru (LIB), ligaindonesiabaru.com, Selasa (2/5/2023), Manajer Wiebie Dwi Andriyas mengungkapkan skuad tim musim depan sudah terbentuk.
Untuk perekrutan pemain, manajemen menggunakan strategi slow silent dengan tidak banyak mengumbar ke publik pemain yang tengah mereka incar.
Dia menyebut pemain lokal dan pemain asing sudah sepakat untuk bergabung dan tinggal menunggu pengumuman resmi dari manajemen Arema FC.
Termasuk keempat pemain asing Arema FC musim lalu yakni Abel Camara, Renshi Yamaguchi, Adilson Maringa, dan Sergio Silva yang akan diganti dengan wajah-wajah baru.
“Sesuai dengan yang saya sampaikan dulu, Arema fokus ke musim depan tetapi sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya saat ini kita slow silent. Ada beberapa pemain yang sudah kita DP, mereka datang sudah kita kontrak semua,” ungkap Wiebie.
“Pemain lokal dari Papua, NTT, Ternate juga ada. Ke depannya kita ingin wajah-wajah baru ini kita contoh seperti pada 2010, kultur Malangan. Pemain asing empat sudah oke semua, officer letter sudah kita kirim tinggal tunggu kedatangan,” imbuhnya.
Empat pemain asing yang direkrut Arema FC berposisi center back dan bisa menjadi gelandang bertahan, winger yang kemungkinan akan diisi dua pemain asing, dan striker.
Wiebie Dwi Andriyas memastikan kualitas keempat pemain asing baru Arema FC sesuai dengan kebutuhan tim.
“Pemain asing baru ini bisa dibuktikan sendiri kualitas dan permainan mereka dengan kualitas di atas rata-rata,” tutupnya.
Sebelumnya, Arema FC menggelar seleksi terbuka selama tiga hari untuk mencari pemain lokal putra daerah wilayah Malang Raya. Pelatih Joko Susilo mengakui kesulitan mencari striker lokal.
Dari ratusan pemain yang mengikuti program seleksi terbuka dari alumni Akademi Arema dan umum tak banyak pemain berposisi sebagai striker.
Sehingga pilihannya menjadi terbatas saat melakukan sesi gim dalam proses seleksi terbuka tersebut.
“Sudah kita bagi dua tim, posisi tidak ada striker. Ini kelihatan sekali kalau kita kesulitan soal striker lokal sendiri saja susah. Saya yakin di nasional juga begitu,” ujarnya.
Selepas Dedik Setiawan dan Kushedya Hari Yudo, Arema FC memang seringkali kesulitan mencari striker lokal asli Malang.
Joko Susilo menyebut pemain yang mengikuti program seleksi terbuka setidaknya harus memiliki kemampuan yang cukup bagus dari sisi fisik, teknik, dan taktik sebagai kriteria untuk menjadi bagian dari skuad berjuluk Singo Edan.
Jadi tak serta merta pihaknya menampung minat pemain yang ingin mengikuti seleksi terbuka Arema FC.
Joko Susilo juga membatasi kuota pemain yang mengikuti program seleksi terbuka agar tim pelatih bisa benar-benar menyeleksi talenta terbaik yang mengikuti program seleksi tersebut.
“Kita batasi karena kuota jangan terlalu banyak, jadi tidak efektif. Nanti ada seleksi tapi bentuknya undangan, artinya kita sudah melihat kualitasnya atau melalui talent scouting yang kita percaya,” jelas mantan pelatih Persik Kediri itu.
Sebagian besar pemain yang mengikuti seleksi terbuka belum ada yang berpengalaman mentas di Liga 1 dan lebih banyak berkutat di kompetisi amatir.
Akan tetapi baginya hal itu tidak akan membuat seluruh pemain yang mengikuti program seleksi terbuka berasal dari Malang akan diambil semua. Tetapi akan ada mempertimbangkan pemain yang berpotensi bisa dipoles untuk tampil di Liga 1.
“Mereka tidak main di Liga 1 karena memang tidak main di Liga 1. Tapi yang kita cari bagaimana dia berpotensi di Liga 1,” tandas Joko Susilo.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
