SOLOPOS.COM - Brosur Motocross Grand Prix (MXGP) 2023 dibagikan pada agen perjalanan Malaysia di Kuala Lumpur, Rabu (24/5/2023). (Antara/Virna P Setyorini)
Solopos.com, KUALA LUMPUR – Carsten Group selaku penyelenggara dua seri Motocross Grand Prix (MXGP) 2023 di Lombok dan Sumbawa, Indonesia, memperkirakan 50.000 pengujung meramaikan kegiatan sport tourism tersebut.
Commercial Manager Carsten Group Hanif Alhady di Kuala Lumpur, Kamis (25/4/2023), mengatakan dua seri MXGP 2023 akan diadakan di Sirkuit Samota Sumbawa pada 23-25 Juni dan di Sirkuit Selaparang Lombok pada 30 Juni – 2 Juli 2023.
Berdasarkan perkiraan angka pada pelaksanaan MXGP 2022 di Sumbawa yang berhasil menjual 25.000-30.000 lembar tiket, maka Hanif memperkirakan penyelenggaraan tahun ini yang digelar di dua lokasi diramaikan sekitar 50.000 pengunjung.
Kegiatan motocross di NTB kali ini, menurut dia, akan menarik karena menjadi satu-satunya negara di dunia yang menggelar di dua sirkuit.
MXGP 2023 di Sumbawa dan Lombok menjadi lebih istimewa dengan menggabungkan kegiatan tersebut dengan konser musik dari grup-grup band ternama di Tanah Air, seperti Dewa 19 hingga Cokelat.
Motocross memang belum begitu akrab di masyarakat Indonesia, sehingga untuk meningkatkan kesadaran tersebut, MXGP dibuat lebih menarik dengan konser musik.
“Tahun sebelumnya di Sumbawa kita datangkan Slank, antusias pengunjung sangat besar,” ujar dia.
Tiket MXGP 2023 dijual dengan kisaran harga Rp50.000 hingga Rp3,2 juta melalui Tiket.com sudah termasuk dengan akses menyaksikan konser musik. Motocross akan berlangsung pagi hingga siang hari, lalu pengunjung bisa melanjutkannya dengan menonton konser pada malam hari.
Selain itu, ia mengatakan akan ada banyak tenda dari pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang menawarkan produk-produk unggulannya.
Promosi MXGP 2023 merambah hingga ke Malaysia bersama dengan Lombok International Modest Fashion Festival (LIMOFF) yang akan terselenggara pada 6-9 Juli 2023. Karena antusias warga Malaysia cukup besar, maka promosi kembali diadakan di negeri jiran, kata Hanif, yang kebetulan juga merupakan salah satu mahasiswa di Malaysia.