SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta (Solopos.com) – FIFA telah memberi tenggat waktu kepada PSSI hingga awal Maret mendatang untuk menyelesaikan permasalahan keberadaan Liga Primer Indonesia (LPI). Jika sampai waktu yang ditetapkan masalah tak juga selesai, Indonesia terancam sanksi berat dari FIFA.

Menurut PSSI, FIFA telah memberikan dukungan penuh kepada mereka untuk mengambil tindakan tegas soal keberadaan LPI.

Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia

Pihak PSSI juga mengatakan, FIFA telah menganggap kompetisi LPI itu sebagai kompetisi yang ilegal. Masih menurut PSSI, mereka mengklaim telah diberi wewenang penuh oleh FIFA untuk mengambil langkah-langkah cepat guna mengatasi masalah ini.

“Ibaratnya, FIFA sudah kasih senjata ke kami dan kami diminta untuk menyelesaikan semuanya,” kata Besoes di kantor PSSI, Senin (14/2/2011).

PSSI sudah mengambil beberapa tindakan untuk merespons petunjuk FIFA, di antaranya mencoret keanggotaan Persema Malang, PSM Makasar, dan Persibo Bojonegoro dari PSSI. Kemudian, induk sepak bola tertinggi Indonesia itu juga telah melarang pemain lokal yang bermain di LPI untuk membela timnas Indonesia, contohnya seperti Irfan Bachdim (Persema).

“Itu adalah konsekuensi yang harus mereka terima,” lanjut Besoes.

Langkah berikutnya yang dilakukan PSSI adalah melapor kepada Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM tentang keberadaan pemain dan pelatih asing di LPI. Menurut PSSI, pemain-pemain asing di LPI telah menyalahi aturan karena datang dan bermain di Indonesia tanpa mengikuti seleksi dari PSSI maupun FIFA.

“LPI ini entah bagaimana caranya, memanggil pemain, lalu dikumpulkan kayak tenaga kerja asing dan tidak minta izin FIFA. Mereka ini entah dari sarang apa datangnya, tiba-tiba dikumpulkan, lalu main, dan mereka kemudian meminta izin ke Imigrasi dan Depnaker. Ini ‘kan bahaya,” sambung Besoes.

PSSI meminta agar Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM mengambil tindakan tegas, yakni mendeportasi 60 pemain dan pelatih asing yang tergabung di LPI. Langkah konkret terakhir dari PSSI, seperti dilansir dari situs resminya, Rabu (16/2/2011), adalah mencabut lisensi resmi dari para wasit yang memimpin pertandingan di LPI.

Sebenarnya, para wasit yang bertugas di LPI berasal dari korps baju hitam PSSI. Namun, mereka membelot dan memutuskan bergabung ke LPI. Jika semua langkah itu masih dianggap kurang oleh FIFA, maka Indonesia bisa mendapat sanksi berat.

“Coba saya tanya, jika ini terjadi (Indonesia dihukum FIFA), siapa yang sebenarnya merusak sepak bola Indonesia? Kita ini mau menghadapi laga Pra-Olimpiade, kemudian Sea Games tahun ini. Kalau kita dihukum nanti semuanya bagaimana,” papar Besoes di kantornya, Rabu (16/2/2011).

Jika pihak PSSI mulai kebakaran jenggot, sebaliknya pihak LPI masih adem ayem saja. Pihak LPI mengklaim, PSSI tidak punya hak mengatur mereka karena mereka berada di bawah naungan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPPI), bukan PSSI.

Mengenai masalah pemain dan pelatih asing, pihak LPI juga santai karena telah mendapat dukungan penuh pemerintah. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Patrialis Akbar, mengatakan, para pemain asing yang tergabung di LPI takkan dideportasi.

“Liga Primer yang dilakukan itu atas persetujuan Menpora dan pemerintah. Coba kita bayangkan, kalau pemain itu dideportasi dalam menghadapi apa yang terjadi? Jadi kita menghormati semua pihak. Persoalan keimigrasian ‘kan tidak sendiri, berkaitan dengan kepentingan bangsa kita,” ujar Patrialis. Kompas.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya