SOLOPOS.COM - Francesco Bagnaia (motogp.com)

Solopos.com, JAKARTA-Juara bertahan MotoGP Francesco ‘Pecco’ Bagnaia (Ducati Lenovo) selangkah lagi mencetak sejarah sebagai satu-satunya pembalap era MotoGP modern bernomor 1 yang berhasil mempertahankan gelar juara dunia.

Sekadar informasi, pelat nomor wahid merupakan hak bagi pemegang titel juara dunia musim sebelumnya.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Namun, sejarah era MotoGP modern mencatat pemegang nomor 1 kerap ketiban sial, sampai pada akhirnya tidak bisa mempertahankan gelar juara.

Itulah alasan kenapa legenda MotoGP sekaliber Valentino Rossi tidak pernah menggunakan nomor 1 dan memutuskan tetap menggunakan nomor khas 46.

Begitu pun Marc Marquez yang tetap menggunakan 93 sepanjang karier dominannya di MotoGP.

Juara dunia MotoGP tiga tahun belakangan, yaitu Joan Mir dan Fabio Quartararo pun lebih memilih bertahan dengan nomor khasnya masing-masing, 36 dan 20.

Terkini, Pecco selaku sang juara dunia musim 2022 masih harus bersaing dengan sang penantang, Jorge Martin (Prima Pramac Ducati) pada seri ke-20 alias seri penutup musim di GP Valencia pekan depan.

Selepas seri ke-19 di GP Qatar pada akhir pekan lalu, Pecco masih memimpin klasemen dengan 437 poin, terpaut 21 poin dari Martin di peringkat ke-2 yang mengumpulkan 416 poin.

Padahal, Pecco terbilang mendominasi pada awal-awal musim ini, sehingga dipercaya sebagai orang yang mampu mendobrak kutukan nomor 1.

Namun, sejak pertengahan musim, Martin mulai terus mengejar, terutama karena kemampuannya merajai sesi-sesi Sprint Race.

Sejak saat itu, mulai muncul kembali tanda tanya besar, jangan-jangan kutukan nomor 1 benar-benar nyata?

Nasib Apes Pengguna Nomor 1

Terakhir kali pemegang nomor 1 berhasil mempertahankan gelar juara dunia adalah Mick Doohan pada era motor 500cc dua tak.

Itu pun minus musim 1999, di mana pada musim itu Doohan mulai ketiban sial.

Ceritanya, setelah pada 1998 menjadi juara dunia lagi dan kembali memilih memasang pelat nomor 1, Doohan mengalami cedera serius pada sesi latihan di seri ke-3, tepatnya di GP Spanyol 1999.

Pada musim itu, rekan setim Doohan di Repsol Honda, Alex Criville, yang berhasil merebut titel juara dunia.

Berlanjut ke musim 2000, Criville yang mengambil nomor 1 justru mengalami musim terburuk karena beberapa kali sakit dan motornya kerap mengalami gangguan teknis.

Giliran pembalap legendaris Suzuki, Kenny Roberts Jr. yang menjadi juara dunia musim 2000.

Skema yang sama kembali terjadi pada musim 2001, di mana Kenny Roberts Jr. yang mengambil nomor urut 1 banyak mengalami gangguan teknis.

Motor Suzuki waktu itu seperti serasa motor medioker lagi, entah apa alasannya.

Alhasil, pada musim 2001 itu, seorang bocah yang kelak menjadi legenda MotoGP, Valentino Rossi, berhasil menjadi jawara untuk pertama kali berbekal motor tim satelit Nastro Azzurro Honda.

Sejak saat itu, pemegang pelat nomor 1 dianggap sering ketiban sial. Oleh karenanya, Valentino Rossi pun memilih tetap setia dengan nomor 46, bahkan walaupun sudah beberapa kali menjadi juara dunia.

Masih belum percaya kutukan nomor 1 itu nyata? MotoGP era modern pun masih mencatat setidaknya empat ada kasus serupa soal kesialan pengguna nomor 1.

Pertama, juara dunia MotoGP 2006 Nicky Hayden hanya bisa menonton dari jauh perebutan gelar musim 2007, antara Casey Stoner, Dani Pedrosa, dan Valentino Rossi.

Bahkan, Hayden tercatat tak pernah menang lagi pada musim-musim berikutnya ketika dirinya memutuskan memakai nomor 1 itu. Prestasi terbaiknya hanya tiga kali naik podium.



Kedua, Stoner yang waktu itu berhasil menjadi juara dunia 2007 dan memakai nomor 1 pada musim 2008, gagal mempertahankan gelarnya yang kembali direbut oleh Rossi.

Ini merupakan awal Stoner mulai diterpa beberapa kali sakit gangguan pencernaan.

Ketiga, rekan setim Rossi di Yamaha, Jorge Lorenzo yang menjadi juara dunia pada 2010, mencoba memakai nomor 1 pada musim 2011.

Gelar juara pun berpindah lagi ke Stoner yang kala itu memperkuat Repsol Honda setelah pindah dari Ducati.

Stoner ternyata belum kapok memakai nomor 1 di motornya pada musim 2012. Benar saja, Lorenzo justru berhasil merebut lagi takhta MotoGP.

Menariknya, ketidakberhasilan legenda MotoGP asal Australia itu mempertahankan gelar bukan karena performanya turun, melainkan karena diwarnai sakit dan cidera, sehingga dia harus absen pada tiga seri balapan.

Setelah itu, Lorenzo yang kapok memakai pelat nomor 1, terus mempertahankan nomor khasnya 99, bahkan ketika berkesempatan kembali menjadi juara dunia MotoGP pada 2015.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Pecco Bagnaia Selangkah Lagi Dobrak Kutukan Pelat Nomor #1 MotoGP?”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya