SOLOPOS.COM - Praveen Jordan/Debby Susanto (Badmintonindonesia.org)

All England 2017 bakal diikuti oleh peblutangkis Indonesia.

Solopos.com, JAKARTA — Tim Indonesia menargetkan meraih minimal satu gelar dalam All England 2017 yang digelar di Birmingham, Selasa-Senin (7-12/3/2017). Dalam turnamen bulutangkis bergengsi ini, Indonesia memberangkatkan 23 pemain termasuk peraih titel All England tahun lalu, Praveen Jordan/Debby Susanto.

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

Sejauh ini tim Garuda sudah mengoleksi 44 gelar juara di All England. Indonesia menempati urutan keempat tersukses di bawah Inggris (197), Denmark (87) dan Tiongkok (80). Tahun ini All England menjadi salah satu pertaruhan besar pengurus baru PBSI bersama dua ajang lain yakni Piala Sudirman di Australia, 21-28 Mei 2017 dan Kejuaraan Dunia Bulutangkis di Skotlandia, 21-27 Agustus 2017.

Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PBSI, Susy Susanti, membidik peningkatan di semua sektor dalam All England 2017. Meski demikian pihaknya memilih realistis dari segi gelar. Susy berharap tim Merah Putih dapat mempertahankan satu trofi yang diraih ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto tahun lalu.

“Minimal satu [gelar], tapi kami maunya semua sektor ada ada peningkatan. Mudah-mudahan bisa dua gelar,” ujar Susy seperti dilansir badmintonindonesia.org.

Selain ganda campuran, Susi menyebut ganda putra menjadi andalan untuk mendulang gelar. Hal ini tak lepas dari materi pemain serta sejarah prestasi di sektor tersebut. Hingga kini ganda putra masih menjadi penyumbang trofi terbanyak Indonesia di All England yakni 18 trofi. Pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon digadang-gadang dapat meneruskan perstasi Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang sudah pisah jalan.

“Ganda putrid sebenarnya juga kuat, tapi setelah Greysia [Polii] dan Nitya [Krishinda Maheswari] dipisah, sektor ini memang menurun. Sekarang masih dicari perpaduan terbaik dari pemain yang ada,” lanjut Susy.

Di sisi lain, PBSI tak mematok target terlalu muluk pada sektor tunggal putra dan tunggal putri. Terlebih setelah salah satu andalan di tunggal putra Jonatan Christie harus absen karena sakit. Susy mengatakan pemainnya itu sedang mengalami flu berat dan asma.

Staf Ahli PBSI, Christian Hadinata, mengingatkan All England bukan semata-mata soal gengsi dan prioritas PBSI. Menurut lelaki yang pernah menjuarai All England 1972 dan 1973 ini, turnamen tersebut memiliki aura berbeda yang menjadi tantangan tersendiri bagi kontestan. “Setiap pemain pasti ingin sekali tampil di All England. Turnamen ini punya kharisma dan aura tersendiri,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya