SOLOPOS.COM - Tim Atletik Indonesia untuk APG 2017, Waluyo (kedua dari kiri), memberikan keterangan dalam jumpa pers di Rumah Makan Sari Bundo, Rabu (10/1). (JIBI/Solopos/Chrisna Chanis Cara)

Asean Para Games 2017 diwarnai dengan bonus untuk pelatuh yang turun.

Solopos.com, SOLO — Para pelatih cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan di Asean Para Games (APG) 2017 di Malaysia kecewa berat dengan anjloknya nilai bonus yang mereka terima. Meski mampu mengantarkan Indonesia sebagai juara umum APG, bonus mereka justru turun hingga 80% lebih dibanding saat membawa tim meraih runner up di APG 2015 di Singapura.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Para pelatih 11 cabor di APG kompak melayangkan protes atas kebijakan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang terkesan tidak adil dan diskriminatif. Mereka pun siap menempuh langkah hukum jika tuntutan terkait bonus pelatih tak dikabulkan. Sebelum pelaksanaan APG 2017, para pelatih sempat dijanjikan kenaikan bonus dibanding saat APG 2015.

Sebagai informasi, pelatih meraih Rp 60 juta untuk satu medali emas, Rp40 juta untuk medali perak dan Rp25 juta untuk medali perunggu di Singapura. “Jangankan naik, bonus kami sekarang rata-rata hanya seperenam dari bonus di Singapura,” ujar Manajer Tim Atletik Indonesia, Waluyo, dalam jumpa pers di Rumah Makan Sari Bundo, Rabu (10/1/2018).

Menurut Waluyo, anjloknya bonus pelatih sangat ironis di tengah meningkatnya prestasi kontingen Indonesia di APG. Waluyo menyebut pelatih mestinya diperlakukan sama dengan atlet yakni meraih peningkatan bonus. Dia mengatakan para pelatih juga bekerja keras seperti atlet dengan mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran.

“Kami tidak ngaya minta bonus naik, minimal sama-lah dengan APG di Singapura kemarin. Banyak pelatih yang hanya menggantungkan hidupnya dengan mengasuh atlet difabel. Mereka berharap bonus yang layak,” ujar Waluyo yang juga Koordinator Pelatih National Paralympic Committee (NPC).

Manajer Tim Panahan, Rio Suseno, menilai anjloknya bonus pelatih ketika tim berprestasi kontraproduktif dengan pengembangan olahraga. Konsentrasi pelatih juga rawan terpecah, apalagi saat ini tim tengah menyiapkan diri untuk ajang Asian Para Games 2018 di Indonesia. Dia mengancam akan menggugat Kemenpora jika tak kunjung merespons tuntutan mereka.

“Sebenarnya hal ini sudah kami sampaikan ke NPC, mereka mencoba mengadvokasi. Namun jika pendekatan persuasif tidak mempan, saya siap mengambil langkah hukum,” kata Rio.

Pelatih tim atletik APG 2017, Slamet Widodo, masih ingat janji pemerintah yang berniat menaikkan bonus pelatih dan mencairkan bonus tersebut sebelum Natal. Namun setelah bersabar karena molornya pencairan bonus, Slamet kembali kecewa karena nominal bonus jauh dari harapan.

“Bisa dibilang senang sekaligus sedih saat bonus itu cair. Apa iya Indonesia sudah mau bangkrut sampai enggak bisa memberi bonus layak para pelatihnya?,” tukas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya