SOLOPOS.COM - Stadion Gelora Bung Karno (Istimewa/PSSI)

Kompleks Gelora Bung Karno sebagai salah satu venue untuk pertandingan di Asian Games 2018 bakal direnovasi. Sejumlah atlet Pelatnas yang biasa berlatih di kompleks tersebut dipindah.

 

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

 

Harianjogja.com, JAKARTA — Rencana renovasi terhadap Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno memunculkan tanda tanya soal nasib atlet pelatnas yang berlatih dengan sarana di venue tersebut. Bagaimana solusinya?

Jakarta dan Palembang menjadi tuan rumah bersama Asian Games 2018 yang bakal dihelat 18 Agustus-2 September 2018. Sebagai ibukota negara, Jakarta mendapatkaan porsi lebih banyak untuk menggelar pertandingan.

Salah satu venue yang paling banyak menggelar pertandingan ialah kawasan Kompleks Olahraga GBK. Nah, untuk menunjang itu GBK diminta berbenah dari segi fasilitas hingga kesiapan bangunan. Kolam renang yang terletak di Kompleks GBK menjadi salah satunya bangunan yang akan dirombak total. Padahal tempat itu selama ini menjadi lokasi pemusatan latihan untuk atlet-atlet loncat indah dan renang indah.

Sementara di kawasan GBK, ada pelatnas angkat besi, tenis, soft tenis, wushu, karate, atletik, hingga cabang panahan. Dengan rencana renovasi yang akan dimulai paling cepat Maret 2016, muncul pertanyaan: akan pindah kemana atlet-atlet pelatnas tersebut?

Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Djoko Pekik Irianto mengatakan memindah atlet ke lokasi di luar GBK sebenarnya tidak ada masalah. Sebab, Indonesia sejatinya punya sarana dan prasarana yang bisa dimanfaatkan sebagai pemusatan latihan sementara.

Cabang beladiri disebutnya bisa dipindah ke Cibubur, cabang akuatik pindah ke Palembang, atau cabang lainnya bisa pindah ke Kalimantan.

“Sebenarnya secara fasilitas kita ini sudah punya, jadi kenapa itu tidak dimanfaatkaan. Seperti Palembang kan punya wisma atlet, punya kolam renang juga, kenapa tidak di sana. Atau beladiri pindah ke Cibubur, selama ini kan baru cabang taekwondo yang ada di sana, juga pencak silat. Jadi bukan tidak mungkin kita geser ke sana,” kata Djoko, Rabu (16/12/2015).

Kendati begitu, kata Djoko, tetap yang menentukan formulanya adalah Satuan Pelaksana Program Indonesia emas (Satlak Prima) karena program pembinaan selain dari Pengurus Besar/Pengurus Pusat cabang olahraga, juga berkaitan dengan Satlak Prima.

“Jadi nanti bisa Satlak Prima yang menentukan formula seperti apa yang akan dibuat supaya saat ada pergeseran bisa maksimal dan tidak terganggung ini itu. Jadi harapan kami bekas PON bisa dimanfaatkan semua. Tidak hanya Palembang sih, tapi ada Kalimantaan juga,” ujarnya.

Dengan pindahnya lokasi pemusatan latihan bukan tidak mungkin anggaran yang dibutuhkan bakal lebih besar. Sebab tidak hanya atlet, pelatih, dan oficialnya saja yang pindah tempat, namun peralatan latihan juga ikut diboyong. Sebab, beberapa pemusatan latihan secara peralatan ada yang tidak menunjang.

“Kami minta Satlak Prima untuk mengkomunikasikan ini jika memang ada pergeseran tempat supaya bisa dicari solusinya. Masalah anggaran, tentu tetap menggunakan dana Prima, tapi itu tidak akan jadi masalah. Toh tingga geser tempat saja,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya