SOLOPOS.COM - Ilustrasi Persis Solo melawan Martapura FC tanpa striker. (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO – Persis Solo kembali meraih hasil mengecewakan di laga tandang. Kali ini kekecewaan itu diperoleh Laskar Sambernyawa, julukan Persis, saat melawat ke markas Martapura FC di Stadion Demang Lehman, Banjar, Kalsel, Rabu (8/10/2014).

Persis harus menerima kenyataan pahit kalah tipis 0-1 dari Laskar Sulthan Adam, julukan Martapura FC. Ironisnya, kekalahan itu diperoleh Persis lewat tendangan penalti yang dieksekusi striker tuan rumah, Brima Pepito Sanusie, di pengujung laga atau menit ke-87.

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

Kekalahan ini jelas menjadi pukulan telak bagi Persis. Bahkan kabar yang diterima Espos melalui pesan singkat salah satu suporter Pasoepati, April Triyanto, yang menyaksikan laga secara langsung, salah satu gelandang Persis, M. Wahyu Fitrianto, sampai menitikkan air mata melihat hasil yang diperoleh timnya itu.

“Semua pemain tak kuasa menahan sedih, M. Wahyu terus menangis. Beri semangat buat team, kawan. Kalau perlu dijemput di Bandara,” tulis April dalam status Blackberry Messenger miliknya, seusai laga.

Pemain Kecewa

Laskar Sambernyawa memang pantas kecewa. Pasalnya, mereka sudah tampil habis-habisan untuk meladeni agresivitas tuan rumah sepanjang laga.

Segala gempuran Isnan Ali dkk. mampu dibendung lini belakang Persis yang tampil solid plus kecemerlangan Agung Prasetya di bawah mistar gawang. Bahkan, sesekali Persis mampu memberi tekanan pada tim tuan rumah, lewat skema false nine yang diusungnya.

Namun, kerja pasukan Widyantoro ini seakan terbuang sia-sia. Tepatnya, setelah di menit ke-84, wasit Untung asal Jakarta memberikan hadiah penalti kepada Martapura FC, setelah pemain belakang mereka, Fahreza Agamal, terjatuh di kotak terlarang Persis.

Tak jelas alasan Fahreza terjatuh. Pelatih Persis Solo, Widyantoro, mengklaim Fahreza melakukan diving dan terjatuh setelah menabrakkan diri dengan pemain belakang Laskar Sambernyawa.

“Itu adalah penalti siluman. Sepertinya kami sudah diatur kalah di sini. Wasit sangat tidak fair, terutama di babak kedua. Kami benar-benar dikerjai,” ujar Wiwid, sapaan Widyantoro, saat dihubungi Espos, seusai laga.

Selain penalti, kekecewaan Wiwid juga terjadi menyusul hukuman kartu merah kepada gelandang serangnya, Tinton Suharto, di akhir laga. Pemain yang juga anggota TNI AD itu diusir keluar lapangan setelah setelah terlibat benturan dengan pemain lawan.

Kartu Merah

Wiwid menilai Tinton tidak selayaknya diganjar kartu merah. Pasalnya, selain pelanggaran Tinton tidak terlalu berat, wasit seharusnya lebih dulu memberikan peringatan atau kartu kuning.

“Kalau seperti ini saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Saya hanya bisa menyiapkan tim, kalau faktor non teknis [keberpihakan wasit] bukan wewenang saya,” keluh Wiwid.

Senada juga diungkapkan manajer Persis, Totok Supriyanto. Totok menganggap kepemimpinan wasit sangat kental dengan keberpihakan kepada tim tamu.

“Di babak kedua, keberpihakan wasit sangat terlihat jelas. Ia seakan mencari-cari kesalahan kami, terutama setelah pemain Martapura terlihat frustasi karena tak kunjung mendapat gol,” terang Totok.

Ini merupakan kekalahan kedua Persis secara beruntun dalam laga tandangnya. Pada laga away sebelumnya, Persis juga menelan kekalahan telak 0-3 dari PSPS Pekanbaru di babak 16 besar, medio September lalu.

Akibat hasil ini, kans Persis melaju ke fase empat besar pun kian berat. Dengan sisa dua laga kandang dan dua tandang, Laskar Sambernyawa harus meraih tambahan sembilan poin untuk mengamankan langkahnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya