SOLOPOS.COM - Punggawa Persis sedang berlatih. ( JIBI/Solopos/Dok/Ilustrasi)

Solopos.com, SOLO – Teror yang dialami para pemain Persis Solo dalam lawatan ke markas Pusamania Borneo FC, Sabtu (26/10/2014) lalu, menimbulkan keprihatinan dari kelompok Pasoepati.

Mereka pun mengecam aksi yang telah dilakukan para pendukung tim berjuluk Pesut Etam itu kepada para pemain Persis.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Tindakan seperti itu tidak layak dilakukan oleh para suporter. Saya rasa mereka bukan suporter, tapi gali [preman]. Mereka bodoh, wong tim belum main kok sudah diserang sedemikian rupa. Ini justru menjadi blunder bagi mereka,” tutur salah satu dedengkot Pasoepati, Agoes Warsoep, saat dijumpai wartawan di Stadion Sriwedari, Solo, Senin (27/10).

Seperti diketahui sebelumnya, para pemain Persis mendapat teror saat berada di Samarinda, Sabtu kemarin. Bus yang mereka tumpangi diserang dengan lemparan batu saat hendak menguji lapangan di Stadion Segiri.

Teror itu tak berhenti sampai di situ. Saat melarikan ke hotel tempat mereka menginap di JB Hotel, para pemain Persis juga mendapat ancaman keselamatan.

Untungnya, Persis berhasil mengungsi ke Balikpapan pada Minggu (28/10) dini hari WIB. Meskipun dalam proses pelarian itu, Persis harus bermain kucing-kucingan dengan para pendukung tuan rumah, yang sudah engepung hotel tempat pemain menginap.

Insiden yang dialami Persis ini tampaknya kian memberikan simpati yang kian besar dari Pasoepati. Karenanya, tak heran, meski Persis saat ini dinyatakan kalah secara WO dan belum pasti lolos ke semifinal Divisi Utama, namun para suporternya tetap menyambut kedatangan mereka bak pahlawan.

Bahkan, sambutan ini ditunjukkan Pasoepati lewat aksi penjemputan pemain sejak memasukki wilayah Kartasura, Senin sore.
Dengan jumlah sekitar ratusan orang, Pasoepati mengawal kedatangan para pemain, yang diangkut dengan menggunakan bus, hingga menuju Stadion Sriwedari.

Applause buat Tinton

Dalam acara penjemputan itu, raut muka ketegangan tak lagi terlihat di wajah para pemain Persis. Ketegangan mereka seketika mencair dengan sambutan hangat dari Pasoepati.

Dalam aksi Pasoepati itu, tak luput nama winger Persis, Tinton Suharto, mendapat sambutan paling hangat. Maklum, Tinton menjadi salah satu aktor pemecah kebuntuan Persis dari teror para pendukung Borneo FC.

Tinton, yang juga merupakan anggota Corps Polisi Militer (CPM) TNI AD itu, yang meminta bantuan pihak Denpom TNI AD untuk memberi pengawalan para pemain Persis keluar dari Samarinda. Sebab, sebelumnya keinginan mereka untuk mendapatkan pengawalan dari pihak kepolisian ditolak, dengan berbagai alasan.

“Tepuk tangan untuk Tinton. Karena keberaniannya meminta bantuan dari
komandannya, kami akhirnya bisa keluar dari sana [Samarinda],” ujar kapten Persis, Nnana Onana, di depan para suporter Persis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya