Sport
Kamis, 12 November 2020 - 23:15 WIB

Bakal Capres Pasoepati Ini Santai Dianggap Penggembira

Chrisna Chaniscara  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wahyu Haryanto (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Politikus PDI Perjuangan Solo, Wahyu Haryanto, menjadi salah satu sosok kejutan yang masuk dalam kontestasi bakal calon presiden atau capres Pasoepati periode 2020-2022 dalam Kongres VIII usai Pilkada 2020 nanti.

Dibanding dua figur lain yang maju sebagai capres yakni Maryadi “Gondrong” Suryadharma dan Suprapto “Koting”, Wahyu jelas kalah jam terbang dalam sepak terjang di kelompok suporter.

Advertisement

Guru SMKN 6 Gatak Sukoharjo Kena Covid-19 Kontak Erat Nakes di Solo

Sejumlah pihak bahkan menilai Wahyu hanya sebagai penggembira atau “pemecah suara” dalam kongres. Selain sosoknya yang kalah familiar di kalangan suporter, latar belakang Wahyu sebagai orang politik berpotensi menjadi ganjalan untuk mengambil simpati fans akar rumput.

Saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (12/11/2020), Wahyu mengakui perjuangannya bakal tidak mudah ketika memutuskan menerima pinangan sejumlah korwil untuk maju menjadi capres dalam Kongres Pasoepati.

Advertisement

“Sah-sah saja saya dianggap penggembira, karena kompetitor saya memang senior semua. Saya menghormati keduanya [Gondrong dan Prapto Koting],” ujar lelaki yang juga Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Solo itu.

Bertemu Korwil

Wahyu mengaku bersedia maju setelah sejumlah korwil menemuinya akhir Oktober lalu. Dia mengonfirmasi Korwil Boyolali, Kartasura dan Klaten menjadi beberapa pihak yang mendorongnya ikut kontestasi. Dia juga membenarkan telah bertemu dengan Ketua Korwil Klaten, Djodi Purnomo, yang digadang-gadang menjadi wakilnya.

“Namun sampai sekarang belum ada keputusan soal pasangan resmi. Kami tidak mau terburu-buru.”

Advertisement

Wahyu sejatinya bukan orang baru di dunia sepak bola maupun suporter. Pada 2014-2015, dia sempat menjabat Menteri Ekonomi dan Koperasi Pasoepati di kabinet Bimo Putranto-Ginda Ferachtriawan. Wahyu juga dipercaya menjadi Direktur Keuangan PT Persis Solo Saestu pada 2015 meski berhenti 2016 karena tersandung kasus pajak.

Warga Desa Klakah Boyolali: Malam Mengungsi, Kembali ke Rumah Pagi

Sebagai lelaki yang berkecimpung di dunia profesional, Wahyu bertekad membawa Pasoepati menjadi organisasi yang lebih modern jika dirinya diberi amanat. “Pasoepati harus bisa menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks,” tegasnya.

Bakal cawapres pendamping Maryadi Gondrong, Agus Ismiyadi, menilai kemunculan Wahyu cukup mengejutkan karena sang kandidat belum memiliki basis dukungan yang kuat. “Kami membaca kehadiran Wahyu bisa jadi untuk memecah suara kubu tertentu. Namun kami tetap menanggapi positif. Semakin banyak calon yang muncul, semakin baik,” ujar Agus.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif