Sport
Selasa, 4 April 2023 - 13:51 WIB

Bantah Infrastruktur Piala Dunia U-20 Jadi Kendala, Basuki: Semua Stadion Siap

Rudi Hartono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. (Bisnis-Abdullah Azzam)

Solopos.com, JAKARTA–Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono membantah tudingan yang menyebut FIFA membatalkan Indonesia menjadi tuang rumah Piala Dunia U-20 lantaran infrastruktur pendukung di Tanah Air tidak siap.

Dia menegaskan semua stadion, baik stadion utama maupun stadion latihan, yang sedianya untuk pertandingan Piala Dunia U-20, sudah siap digunakan.

Advertisement

“Kami sudah menyiapkan semuanya. Sejak 31 Maret, saat FIFA memeriksa tahap akhir finalisasi stadion, semua dinyatakan oke. Jadi tidak benar jika sekarang ada yang bilang batal karena infrastruktur stadion. Gak benar itu,” ujar Basuki melalui rilis yang diterima Solopos.com pada Selasa (4/4/2023).

Basuki melanjutkan Kementerian PUPR mendukung penuh kegiatan FIFA World Cup U-20 2023 dengan merenovasi lima venue untuk pertandingan dan 20 unit lapangan untuk latihan dengan total biaya Rp 155,17 miliar.

“Kami komitmen dengan tugas yang diberikan. Apalagi ajang Piala Dunia U-20, seperti yang dikatakan Pak Erick, merupakan ajang terbesar kedua FIFA, sehingga kami tidak main-main demi menjaga amanah Presiden demi suksesnya turnamen tersebut. Kami juga tengah memperbaiki stadion-stadion lainnnya di Indonesia agar sesuai dengan standar FIFA,” ulas Basuki.

Advertisement

Sebelumnya, FIFA resmi membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-2o melalui pernyataan resmi yang dibuat pada Rabu (29/3/2023) lalu.

FIFA tak menyampaikan alasan secara jelas atau eksplisit sehingga dunilai multitafsir. FIFA hanya menyebut alasan due to current circumstances atau karena keadaan yang saat ini terjadi.

Hal itu yang ditafsirkan sebagian kalangan bahwa pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 akibat adanya penolakan kehadiran timnas Israel.

Advertisement

Sebab, ketika itu sedang ramai penolakan-penolakan kehadiran timnas Israel, termasuk dari dua kepala daerah, yakni Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Ada pula pihak yang menilai FIFA mengambil keputusan itu lantaran infrastruktur pendukung di Indonesia, seperti lapangan utama dan lapangan latihan belum siap menghadapi event sebesar Piala Dunia U-20.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif