Sport
Rabu, 7 Februari 2024 - 22:18 WIB

Beda Nasib Pelatih setelah Jepang dan Korsel Kandas di Perempatfinal Piala Asia

Gigih Windar Pratama  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pelatih Timnas Korsel, Jurgen Klinsmann (Istimewa)

Solopos.com, DOHA — Langkah Jepang dan Korea Selatan akhirnya selesai di Piala Asia Qatar 2023.

Jepang gugur setelah tumbang dari Iran dengan skor 2-1 atas Iran di perempatfinal sedangkan Korea Selatan tumbang 0-2 dari Yordania.

Advertisement

Hasil ini tentu mengejutkan, karena Jepang dan Korea Selatan adalah dua tim favorit juara Piala Asia tahun ini.

Kritik juga muncul bagi Jepang dan Korea Selatan yang dinilai tidak begitu meyakinkan sejak fase grup.

Jepang misalnya, berangkat ke Qatar sebagai negara dengan ranking tertinggi (peringkat ke-17 FIFA) di Piala Asia.

Tim asuhan Hajime Moriyasu juga memiliki rekor mentereng di uji coba.

Menang 4-1 lawan Jerman, menghajar Suriah dan Thailand 5-0 sebelum melumat Yordania 6-1.

Namun di Piala Asia, Jepang terlihat sangat rapuh di lini belakang.

Meskipun menang 4-2 di laga pembuka, publik Jepang menuding Zion Suzuki tidak selayaknya menjadi kiper utama Jepang karena dua gol yang bersarang ke gawangnya.

Advertisement

Melawan Irak, Jepang harus tumbang 2-1. Kritik pertama hadir dari mantan pemain Timnas Jepang dan AC Milan, Keisuke Honda, yang menilai Jepang tidak inovatif dalam permainan.

“Kemajuan saat ini karena asosiasi yang bagus. Tapi harus ada perubahan dan tidak bisa terus seperti ini,” tegas Honda dikutip dari Japantimes.

Kemenangan 3-1 atas Indonesia memang mengunci langkah Jepang ke Babak 16 Besar.

Tetapi itu tidak menghentikan kritik untuk Jepang. Lini belakang Jepang total kebobolan lima gol di fase grup, bahkan tidak pernah mencatatkan clean set.

Sorotan tentu hadir bagi Hajime Moriyasu yang dinilai terlalu berani memanggil kiper-kiper minim pengalaman.

Nama-nama yang sarat pengalaman seperti Daniel Schmidt, Keisuke Osako dan Kosuke Nakamura tidak dibawa untuk Piala Asia.

Sedangkan Hajime Moriyasu memilih kiper yang bahkan tidak memiliki caps lebih dari 10 penampilan.

Advertisement

Zion Suzuki baru mengemas sembilan penampilan, Daiya Maekawa satu penampilan dan Tashi Nozawa bahkan belum pernah bermain bagi Jepang.

Selain itu, pemain Jepang yang rata-rata bermain di Eropa dinilai terlalu lelah untuk bermain di Piala Asia.

Takefusa Kubo, baru bergabung beberapa hari jelang laga perdana, Takehiro Tomiyasu baru dilepas Arsenal sepekan sebelum melawan Vietnam dan Kauro Mitoma bergabung dalam kondisi cedera.

Situasi tidak lebih mudah bagi Jepang setelah Junya Ito harus mundur dari skuat Jepang karena masalah kasus pelecehan seksual.

Skandal ini diperparah dengan ujaran rasisme kepada Zion Suzuki. Presiden JFA, Kozo Tashima, bahkan turun gunung untuk menyelesaikan kedua masalah ini.

Harapan besar sempat hadir di Babak 16 Besar setelah Jepang menang atas Bahrain dengan skor 3-1.

Tetapi kemudian tenggelam setelah kalah dari Iran. Penampilan Samurai Biru di lini belakang sangat meragukan.

Advertisement

Penampilan Kou Itakura tidak begitu apik dan menjadi aktor kepulangan Jepang di perempatfinal Piala Asia.

Meski begitu, nasib Hajime Moriyasu dipastikan tetap aman, setidaknya hingga Kualifikasi Piala Dunia 2026 selesai.

Nasib Jurgen Klinsmann

Tidak jauh berbeda, Korea Selatan juga punya masalah yang mengganggu sejak keberangkatan.

Berangkat dengan ambisi juara dengan skuad terbaik seperti Son Heung-min (Tottenham), Kim Min-jae (Bayern Munchen), Hwang Hee-chan (Wolves) hingga Lee Kang-in (PSG), masalah justru hadir dari sang pelatih Jurgen Klinsmann.

Klinsmann dinilai terlalu eksklusif dengan lebih banyak menghabiskan waktu di rumahnya, California, Amerika Serikat, dibandingkan di Korea Selatan.

Selain itu, gaya hidupnya juga dianggap terlalu mewah dan berjarak dengan publik sepak bola Korea Selatan.

Kritik pertama hadir dari komentator sekaligus direktur di Sports Culture South Korea, Choi Dong-ho.

Advertisement

Ia menilai Klinsmann tidak professional untuk melatih Korea Selatan.

“Mengingat betapa jarangnya Klinsmann di Korea Selatan, tentu ia tidak akan tahu kualitas para pemain Korea Selatan. Harusnya dia datang ke sini dan melihat semua pertandingan daripada menyuruh asistennya,” ucapnya dikutip dari ESPN.

Secara taktik, Klinsmann juga mendapatkan kritik dengan memilih 4-4-2 dibandingkan 4-3-3.

Memaksa Lee Kang-in dan Hwang Hee-chan bermain lebih melebar. Dua uji coba perdana melawan Arab Saudi dan Wales juga tidak memuaskan secara permainan.

Nama-nama yang dibawah Klinsmann ke Piala Asia juga menimbulkan segudang pertanyaan.

Ia hanya membawa dua penjaga gawang, Kim Seung-gyu dan Jo Hyeon-woo, nama pertama harus pulang karena cedera setelah laga melawan Irak karena cidera.

Selain itu, Klinsmann juga membawa dua penyerang saja yaitu Cho Gue-sung dan Oh Hyeoun-gyu, meninggalkan penyerang syarat pengalaman, Hwang Ui-jo.

Advertisement

Di laga perdana Korea Selatan tampil tidak meyakinkan meskipun menang melawan Iran 1-0.

Di laga kedua, Korea Selatan menunjukkan dominasinya dengan menang telak 3-1.

Tetapi pertanyaan hadir setelah di laga terakhir bermain imbang 3-3 melawan Malaysia.

Klinsmann menjadi sasaran kritik, karena dianggap tidak bisa memaksimalkan potensi pemainnya.

Benar saja, di dua laga babak gugur, Korea Selatan bekerja sangat keras.

Melawan Arab Saudi di Babak 16 Besar, Korea Selatan harus menunggu di menit ke-94 untuk menyamakan kedudukan, sebelum lolos setelah menang adu penalti.

Melawan Australia, Son Heung-min dkk. bermain buruk meskipun menang 2-1.

Advertisement

Di laga semifinal melawan Yordania, Korea Selatan tidak bisa berbuat banyak setelah dua gol di babak kedua menyudahi harapan Negeri Ginseng menjadi Juara Piala Asia 2023.

Klinsmann dalam ujung tanduk dan terancam digantikan sebagai pelatih Korea Selatan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif