SOLOPOS.COM - Ilustrasi korban meninggal. (http://halloapakabar.com)

Bentrok Suporter dengan warga pecah pada Minggu (22/5/2016) jam 05.00 WIB di Jalan Magelang KM 14. Salah satu korbannya adalah anggota Slemania, Stanislaus Gandhang Deswar. Berikut ungkapan duka dari berbagai pihak atas meninggalnya Stanislaus.

Harianjogja.com, SLEMAN — Duka seolah belum mau beranjak dari pentas sepak bola nasional. Masih belum hilang dalam ingatan, meninggalnya fans Persija, M. Fahreza, duka kembali menyelimuti dengan kematian Stanislaus Gandhang Deswara. Almarhum Stanislaus Gandhang Deswara tercatat sebagai Slemania, fans suporter PSS Sleman.

Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus

Kejadian yang berujung maut itu masih simpang-siur. Namun, diduga almarhum meninggal dunia akibat dikeroyok kelompok suporter dari tim yang berada di DIY lainnya. Peristiwa itu terjadi pada Minggu (22/5/2016) jam 05.00 WIB di Jalan Magelang KM 14.

Korban yang berasal dari Wonogiri, Jateng, langsung dimakamkan di rumah duka di Krentelan Lor, Hargantoro, Wonogiri. Kabar meninggalnya Stanislaus Gandhang langsung mendapat ucapan belasungkawa dari suporter lain di Tanah Air melalui media sosial seperti Twitter.

“Turut berduka buat keluarga besar @BCSxPSS_1976 yang kehilangan salah satu bagian mereka. Semoga di terima di sisi nya. Amin,” cuitan suporter Semen Padang, Ultras West Sumatera di akun @UWS1980_.

“Turut berduka atas meninggalnya Stanliaus Gandhang Deswara. Semoga amal ibadahnya diterima di sisiNya @BCSxPSS_1976,” dari @CurvaBoys1967 milik suporter Persela Lamongan.
Ada pula dari @PanserBiruTweet. “Turut berduka cita atas berpulangnya Stanislaus Gandhang @BCSxPSS_1976. Semoga ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah SWT. Amin.”

Di sisi lain, Slemania mengutuk keras kejadian yang menyebabkan tewasnya salah seorang anggotanya itu. Slemania berjanji akan terus mengawal hingga kasus ini tuntas dan para pelaku bisa tertangkap.

“Kami sangat mengutuk keras kejadian ini dan sangat menyesalkan kejadian itu bisa terjadi,” ungkap Lilik Yulianto, mantan Ketua Umum Slemania, Minggu (22/5/2016).

Lilik menjelaskan pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan kelompok suporter klub lain di DIY pasca kejadian tersebut. Meski belum mengagendakan pertemuan resmi dengan kelompok suporter lain di DIY, pria yang juga koordinator Slemania 2000 itu yakin komunikasi pendahuluan yang dilakukan dapat segera mencairkan suasana.

“Harapannya masing-masing pihak bisa menahan diri, saling menghormati, dan selalu menjaga tali silaturahmi antarsuporter. ?â??Harusnya sebelum ISC B 2016 bergulir, manajemen dari tiga klub di DIY mengumpulkan perwakilan suporter mereka, tapi tidak ada insiatif untuk itu,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya