SOLOPOS.COM - Alamsyah Satyanegara Sukawijaya atau yang akrab disapa Yoyok Sukawi memberikan keterangan kepada wartawan adalam konferensi pers di Pusat Informasi Piala Dunia U-17 2023 di Solia Zigna Kampung Batik, Solo, Jumat (17/11/2023), (Solopos.com/Gigih Windar Pratama)

Solopos.com, SEMARANG — Manajemen PSIS Semarang mengajukan banding atas sanksi laga kandang tanpa penonton yang mereka terima terkait kericuhan suporter saat menjamu PSS Sleman dalam lanjutan Liga 1, Minggu (3/12/2023).

Selain laga kandang tanpa penonton, Laskas Mahesa Jenar juga dikenai sanksi denda Rp25 juta.

Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!

CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi kecewa berat atas sanksi dari Komisi Disiplin PSSI tersebut.

Menurut Yoyok, sanksi itu sangat berat dan tidak adil bagi timnya.

“Menyikapi hukuman yang diterima PSIS Semarang terkait kejadian pada saat pertandingan PSIS melawan PSS Sleman, kami dihukum tidak dapat menggelar pertandingan dengan penonton hingga akhir musim. Hukuman ini sangat memberatkan kami yang merupakan korban, justru ada oknum suporter datang ke rumah kami menginjak-injak rumah kami dan mengganggu pertandingan tapi justru tuan rumah yang dihukum,” kata Yoyok melalui keterangan video kepada awak media, Kamis (7/12/2023).

Selain mengajukan banding, Yoyok juga meminta suporter tetap kompak dan bersatu mendukung PSIS Semarang.

“Kami akan berusaha melakukan banding kepada Komite Banding PSSI, kami mengejar keadilan. Kami berharap teman-suporter tetap bersatu kompak berdoa yg terbaik untuk perjuangan PSIS. Jangan menyerah,” tandasnya.

Untuk diketahui, kericuhan terjadi antara suporter PSIS Semarang dan PSS Sleman di tengah laga pertandingan yang digelar di Stadion Jatiri Semarang pada Minggu (3/12/2023) sore.

Seusai laga lima unit bus yang membawa suporter PSS Sleman dirusak oleh oknum suporter PSIS Semarang.

Suporter juga menjarah barang milik sopir dan kernet bus.

Dihukum Berat

Diberitakan sebelumnya, hukuman berat diterima PSIS Semarang terkait kericuhan suporter saat laga menghadapi PSS Sleman di Stadion Jatidiri, Semarang, Minggu (3/12/2023) lalu.

Komdis PSSI menghukum PSIS Semarang pertandingan kandang tanpa penonton hingga akhir musim Liga 1 2023.

Selain itu, Laskar Mahesa Jenar juga dikenai denda Rp25 juta.

Dalam rilis yang diterima Solopos.com, Kamis (7/12/2023), Komdis PSSI menilai ada bukti-bukti kuat yang menunjukkan pelanggaran disiplin yang berat.

“Bahwa pada tanggal 3 Desember 2023 bertempat di Stadion Jatidiri, Semarang telah berlangsung pertandingan BRI Liga 1 2023-2024 antara PSIS Semarang melawan PSS Sleman, di mana klub PSIS Semarang melanggar Kode Disiplin PSSI Tahun 2023. Karena terjadi pengulangan kejadian yang sama yaitu keributan suporter PSIS Semarang dan suporter klub tamu yang menyebabkan korban luka dan diperkuat dengan bukti-bukti yang cukup untuk menegaskan terjadinya pelanggaran disiplin,” ujar pernyataan tertulis tersebut.

Dengan pertimbangan tersebut, PSSI memberikan hukuman berupa larangan kehadiran penonton saat laga kandang PSIS Semarang.

Bahkan jika kembali terulang, PSSI mengancam memberikan hukuman yang lebih berat bagi Laskar Mahesa Jenar tersebut.

“Merujuk kepada Pasal 70 Ayat 1, Ayat 4 dan Lampiran 1 Nomor 5 Kode Disiplin PSSI Tahun 2023, Klub PSIS Semarang dikenakan sanksi larangan menyelenggarakan pertandingan dengan penonton saat menjadi tuan rumah, sejak keputusan ini diterbitkan dan berlaku pada pertandingan terdekat sampai dengan Kompetisi BRI Liga 1 Tahun 2023-2024 berakhir dan denda sebesar Rp25.000.000. Pengulangan terhadap pelanggaran terkait di atas akan berakibat terhadap hukuman yang lebih berat,” lanjut pernyataan tertulis tersebut.

Meski begitu, PSIS Semarang tetap bisa mengajukan banding jika merasa keberatan dengan hukuman tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya