Promosi Isra Mikraj, Mukjizat Nabi yang Tak Dipercayai Kaum Empiris Sekuler
Pasangan Indonesia peringkat empat dunia tersebut sempat unggul lebih dulu dengan memenangi game pembuka 23-21 di Wembley Arena yang dipadati penonton, Kamis siang (Kamis malam WIB), namun mereka kehilangan dua game berikutnya. “Saya kecewa karena tidak bisa mempersembahkan medali emas. Tetapi kami tidak mau larut karena masih ada perebutan medali perunggu. Kami lupakan kekalahan ini dan fokus pada perebutan perunggu,” kata Liliyana usai pertandingan.
Sementara itu, Tontowi tegang, terutama setelah kehilangan game kedua dan tertinggal jauh pada game penentuan. “Saya pribadi tegang, tekanan itu semakin besar, terlalu berpikir menang atau kalah,” ujar Tontowi yang banyak melakukan kesalahan pada game ketiga, termasuk pengembalian yang gagal yang membawa kemenangan bagi pasangan China.
Adapun pelatih ganda campuran Richard Mainaky mengatakan, Tontowi kelihatan sekali tegang pada game ketiga sehingga tidak bisa melepaskan tekanan. “Itu wajar karena ini Olimpiade pertama bagi dia dan mereka satu-satunya harapan setelah kekalahan ganda putra Bona Septano-Mohammad Ahsan. Mungkin beda hasilnya kalau ada tiga wakil di semifinal,” kata Richard.
Kekalahan tersebut membuat tradisi medali emas yang selalu diperoleh cabang bulu tangkis sejak pertama kali dipertandingkan pada Olimpiade Barcelona 1992 hingga Beijing 2008, berakhir. Satu-satunya peluang medali bagi bulu tangkis adalah medali perunggu yang akan diperebutkan oleh Tontowi-Liliyana dengan pasangan Denmark Joachim Fischer Nielsen-Christinna Pedersen yang pada semifinal dikalahkan oleh unggulan pertama Zhang Nan-Zao Yunlei 17-21, 21-17, 21-19.
Medali emas dan perunggu ganda campuran dipastikan menjadi milik China yang berhasil menggelar final sesama pemain China antara Zhang Nan-Zhao Yunlei dengan Xu Chen-Ma Jin.