SOLOPOS.COM - Ekspresi Wenger saat Arsenal dikalahkan West Ham United di laga pembuka Liga Inggris 2015-2016 (Mirror.co.uk)
Bursa transfer harus dimanfaatkan Arsenal untuk mendatangkan pemain baru.
Solopos.com, LONDON – Beberapa tahun terakhir Arsenal melakukan transfer yang fantastis. Terutama saat mendatangkan Mesut Ozil dari Real Madrid dua tahun lalu.
Sementara musim lalu, The Gunners mendatangkan Alexis Sanchez dan Danny Welbeck. Di bursa transfer musim panas ini, rekrutan pemain anyar Arsenal yang paling menyita perhatian hanya Petr Cech. Kiper yang didatangkan dari Chelsea itu justru membuat blunder yang menjadikan timnya kalah di laga pembuka Liga Inggris 2015/2016.
Arsenal juga pernah mengalami kekalahan pada laga pembuka Liga Inggris pada 2013 lalu. Saat itu, anak asuh Arsene Wenger itu dihajar Aston Villa 1-3. Akibat kekalahan itu, Arsenal pun mendatangkan Mesut Ozil ke Emirates Stadium.
Transfer Ozil saat itu terbilang fantastis karena Arsenal harus merogoh kocek hingga 40 juta poundsterling atau setara dengan Rp.842 miliar. Mantan bek Arsenal, Martin Keown, pun mengharapkan Arsenal bisa merekrut pemain fantastis kembali. Terlebih di laga pembuka Liga Inggris 2015/2016 pekan lalu, Arsenal juga menelan kekalahan dari West Ham.
“Kali terakhir mereka kalah di laga pembuka adalah saat melawan Aston Villa pada 2013. Dua pekan kemudian Arsene Wenger menghabiskan 40 juta poundsterling untuk Mesut Ozil, sebuah rekrutan yang mampu memompa para pemain dan fans,” ujar Keown seperti dilansir Express.co.uk, Selasa (11/8/2015).
“Setelah kalah dari West Ham, mungkin ada keinginan Wenger untuk belanja besar, tapi ia yang lebih tahu pemain mana yang bisa membuat timnya jadi lebih baik,” imbuh dia.
“Perbedaannya adalah ia tak suka mengumbar rencana,” Jika Anda mulai bicara ingin beli ini-itu, tentu tak baik untuk kepercayaan diri pemain yang ada,” lanjut Keown.
Pada bursa transfer musim panas ini, Arsenal santer dikaitkan dengan striker Real Madrid, Karim Benzema. Namun, beberapa waktu lalu Wenger menyebut itu hanya pemberitaan media bukan keinginannya.