SOLOPOS.COM - Pemain bulu tangkis tunggal putri Indonesia Linda Wenifanetri merayakan kemenangannya untuk melaju ke babak semi final Kejuaraan Bulutangkis Dunia. Ist/badmintonindonesia.org

BWF World Championships 2015 menjadi ajang membahagiakan bagi petenis tunggal putri Indonesia Linda Wenifanetri. Sebab ini untuk kali pertama dalam dua dekade tunggal putri Indonesia meraih medali di kejuaraan dunia bulu tangkis

Solopos.com, JAKARTA—Stadion Istora Senayan, Jakarta, bergemuruh saat pukulan pemain Taiwan, Tai Tzu Ying, gagal melewati net. Linda Wenifanetri langsung menjatuhkan diri di lapangan dan sujud syukur atas kemenangan dramatis, 14-21, 22-20, 21-12, Jumat (14/8/2015). Hasil ini jelas menjadi kejutan karena untuk kali pertama dalam dua dekade tunggal putri Indonesia bisa meraih medali di kejuaraan dunia bulu tangkis.

Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh

Perjuangan Linda memang patut diacungi jempol, sejak babak kedua pemain pemusatan latihan nasional (Pelatnas) PBSI ini selalu berhadapan dengan lawan yang memiliki peringkat dunia lebih baik daripadanya.

Lolosnya Linda ke semifinal membikin ia menciptakan rekor dunia untuk tunggal putri Indonesia. Ia mengakhiri paceklik medali di nomor ini yang tak pernah pecah selama 20 tahun terakhir. Sebelum melenggang ke empat besar, ia menyingkirkan sejumlah unggulan.

Mulai dari Minatsu Mitani dari Jepang yang merupakan unggulan ke-13, kemudian Ratchanok Intanon  dari Thailand yang merupakan unggulan ke-5. Terakhir, di perempat final ia menumbangkan unggulan keempat asal Taiwan, Tai Tzu Ying.

Keberhasilan ini membuat srikandi terakhir tunggal putri itu memastikan satu medali perunggu bagi Indonesia. Medali ini masih bisa berubah warna dengan menang di babak empat besar lalu melenggang ke final.

Kali terakhir Merah Putih memperoleh medali di nomor ini adalah ajang BWF World Championships musim 1995 silam. Ketika itu legenda bulu tangkis Indonesia, Susi Susanti, yang mempersembahkan perunggu. Sejak saat itu tunggal putri selalu gugur dan tak ada yang mampu menembus semifinal.

“Saya lihat pada kedudukan 18-20, Tai banyak melakukan kesalahan sendiri, dia sudah panik. Saat itu dia ngotot mau menyerang terus. Saat berhasil menang game kedua, pelatih berkata pada saya ini artinya saya dikasih kesempatan untuk menang dan saya mesti memanfaatkan sebaik-baiknya. Ini yang membuat saya terpacu,” kata Linda, dilansir badmintonindonesia.org.

Pemain berusia 25 tahun itu nyaris kalah saat tertinggal jauh 15-20 di game kedua dari Tzu Ying. Perlahan tapi pasti, Linda konsentrasi dan meraih satu demi satu poin. Usaha ini berhasil saat angka 18-20, Tai mulai panik dan membawa bencana baginya.

Pada game ketiga, Linda menguasai jalannya pertandingan dan terus memimpin perolehan angka. Didukung ribuan penonton Istora, Linda terus menekan pertahanan Tai dan akhirnya memenangkan pertandingan.

“Selamat atas kemenangan Linda ke babak semifinal, perjuangan yang sangat luar biasa. Semangat terus untuk selanjutnya. Hope for the best, expect the unexpected!” puji Ketua Umum PP PBSI, Gita Wirjawan. (Farida Trisnaningtyas/JIBI/Solopos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya