SOLOPOS.COM - Pesepak bola Persis Solo Moussa Sidibe (kedua dari kiri) berselebrasi dengan rekannya usai mencetak gol ke gawang Madura United pada pertandingan BRI Liga 1 di Stadion Manahan Solo, Selasa (30/1/2024). Persis Solo menang atas Madura United dengan skor 3-2. (Solopos/Joseph Howi Widodo).

Solopos.com, SOLO — Persis Solo memang sedang dalam performa positif dalam tiga laga terakhir. Total tujuh poin dikumpulkan dari kemungkinan sembilan poin yang bisa didapatkan, hasil dari dua kali menang dan satu kali imbang.

Tentu pencapaian ini luar biasa, mengingat dalam lima laga sebelumnya, Persis Solo hanya mampu mengemas dua poin saja. Lawan yang dihadapi Persis Solo dalam tiga laga terakhir juga bukan tim semenjana. Ketiganya adalah tim papan atas Liga 1 musim ini, mulai dari Madura United, Persib Bandung dan Persik Kediri yang masih berpeluang lolos ke babak championship play off.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Kebangkitan Persis Solo dimulai dengan kedatangan Milomir Seslija. Datang ke Solo dengan rekor juara Liga Maladewa musim lalu, Coach Milo juga punya pengalaman melatih Borneo FC dan Arema FC di Liga 1. Pengalaman inilah yang membuat manajemen tim memilih Coach Milo.

Tantangan tentu tidak mudah dihadapi Coach Milo. Kala itu, Persis Solo hanya satu tingkat di atas zona degradasi. Selain itu, Laskar Sambernyawa, julukan Persis Solo, juga tidak memiliki amunisi baru menyusu bursa transfer paruh musim yang telah ditutup.

Berbekal pemain yang ada, bersama dengan manajemen tim, Persis Solo bertransformasi di bawah Coach Milo mulai dari hal-hal terkecil seperti cara minum hingga asupan nutrisi.

“Kami mendukung program Coach Milo, karena banyak yang berubah. Kalau dilihat dari video cuplikan di media sosial kami, hal sepele seperti minum, nutrisi, makanan  sangat dijaga. Selama pemusatan latihan, semua kami jaga mulai dari nutrisi protein, susu, vitamin kami cukupi karena kami enggak bisa ambil pemain lagi yang ada kami upgrade,” tegas Manajer Persis Solo, Chairul Basalamah yang akrab disapa Abud, di Stadion Sriwedari, beberapa waktu lalu.

Sistem Baru

Ia juga meminta para suporter juga beradaptasi dengan pola baru di Persis Solo. Menurutnya, saat ini seluruh elemen sedang beradaptasi dengan sistem baru. Abud mengatakan, jajaran manajemen memberikan lebih dari 100 persen untuk meningkatkan permainan tim.

“Sebenarnya adaptasi ini rangkaiannya untuk semua, bukan hanya manajemen atau pemain saja, kami sampai juga menggandeng suporter untuk beradaptasi. Kami harus bersatu menjalani semua ini, karena waktunya mepet. Pelatih kami dukung, manajemen memfasilitasi yang terbaik, jika ada limitasi sampai 100 persen kami kasih 120 persen, kami total untuk supporting,” tegasnya.

Sinergi jajaran manajemen dan pelatih ini, berbuah di laga melawan Madura United. Persis Solo punya pendekatan berbeda, bermain lebih cepat dalam transisi dan lebih klinis dalam memanfaatkan peluang. Tiga gol Madura United melalui hattrick Moussa Sidibe adalah buktinya, ketiganya berasal dari skema serangan balik cepat yang memanfaatkan jarak antara lini tengah dan belakang Madura United saat itu.

Statistik juga membuktikan betapa klinisnya Persis Solo dalam memanfaatkan peluang. Akurasi tembakan pemain Persis Solo selalu di atas 55 persen dalam tiga laga terakhir. Bahkan di laga melawan Persib Bandung, akurasi tembakan pemain Persis Solo adalah 100 persen tepat sasaran.

Dampak dari akurasi eksekusi peluang tersebut, Persis Solo lebih tajam dengan total mencetak tujuh gol dari tiga laga saja. Bandingkan di era Leo Medina yang butuh delapan laga untuk mencetak tujuh gol. Pemain yang mencetak gol juga berasal dari berbagai lini, mulai dari David Gonzales sebagai striker, Messidoro dan Sidibe (gelandang) hingga Althaf Indie (fullback).

Transisi cepat ini memang merepotkan lawan yang dihadapi Persis Solo. Meski begitu, dalam menginisiasi serangan balik, dibutuhkan lini belakang yang solid. Rian Miziar menjawab tantangan tersebut dengan cukup baik. Kehilangan Jaimerson Xavier dan Diego Bardanca sedikit bisa dilupakan dengan disiplinnya Rian Miziar sebagai pemimpin di lini belakang. 

Salah satu penampilan apik Rian, adalah kala mematikan Flavio Junior saat melawan Persik Kediri akhir pekan lalu. Flavio praktis hanya punya satu peluang bersih sebelum akhirnya justru ditarik keluar di pertengahan babak kedua.

Transisi

Selain Rian, kredit juga diberikan kepada Faqih Maulana, usianya yang baru 20 tahun tidak menghalanginya menjadi fullback yang prima dalam bertahan dan menyerang. Dalam data yang dirilis LIB, Faqih adalah pemain dengan block cross terbanyak di Liga 1, yakni 12 kali. Selain itu ia juga sudah menyumbang dua assist sejauh ini.

Kredit juga harus diberikan untuk Gianluca Pandeynuwu. Sebagai kiper pelapis, mentalnya sangat teruji di bawah mistar gawang dan selalu berkonsentrasi penuh selama 90 menit. Di laga terakhir melawan Persik Kediri, penyelamatan gemilangnya tepat di ujung laga, memastikan Persis Solo membawa tiga poin. 

Penampilan mantan kiper Borneo FC ini bahkan mendapat pujian dari pelatih Persik Kediri, Marcelo Rospide. “Kami ada peluang di menit akhir untuk setidaknya memaksakan hasil draw, namun kiper lawan bermain gemilang. Sekarang kami harus cepat mengalihkan fokus, berlatih lebih keras dan memastikan tidak ada lagi kesalahan seperti hari ini sehingga di partai berikutnya di kandang bisa meraih hasil positif,” ujarnya saat press conference pascalaga.

Penguasaan Bola

Meski begitu, Persik Kediri unggul penguasaan bola dengan 59 persen dengan 324 umpan sukses. Berbanding terbalik dengan Persis Solo yang mengemas 41 persen penguasaan bola dan 234 umpan sukses. 

Catatan ini tidak jauh berbeda kala Persis Solo menang dari Madura United akhir Januari lalu. Persis Solo hanya menguasai bola sebanyak 34 persen, kalah jauh dari Madura United dengan 66 persen. Umpan berhasil Persis Solo juga hanya 198 kali, nyaris setengah dari umpan sukses Madura United sebanyak 381 kali.

Milomir Seslija tidak cemas. Ia menyebut, ini adalah cara bermain yang efektif bagi Persis Solo. Menurut mantan pelatih Arema FC ini, yang paling penting adalah mencetak gol dan memenangkan pertandingan.

“(Menguasai bola) tidak ada artinya jika kita tidak menang. Cara bermain kami menyesuaikan dengan situasi di pertandingan. Kami berusaha memanfaatkan kelemahan mereka dengan melakukan serangan balik dan menarik bek sayap mereka keluar dari posisinya. Tidak masalah jika lawan menguasai bola, penguasaan bola 40% sudah cukup asalkan kita bisa mencetak gol dan memenangkan pertandingan,” ucap Milo dalam press conference di Stadion Manahan Solo selepas laga, Sabtu (24/2/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya