SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
<p><strong>Solopos.com, SOLO</strong> – Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Ungkapan itu agaknya pas diberikan pada <a href="http://bola.solopos.com/read/20180918/499/940489/kalah-lagi-persis-solo-dibekuk-cilegon-united-2-1">Persis Solo</a> saat melawat ke markas Cilegon United di Stadion Krakatau Steel, Selasa (18/9/2018). Bagaimana tidak, sebelum kalah di laga itu, Eli Nasoka dkk. sudah dibikin naik pitam sejak kedatangan mereka di Cilegon pada Minggu (16/9/2018).</p><p>Penggawa <a href="http://bola.solopos.com/read/20180918/499/940306/prediksi-cilegon-united-vs-persis-solo">Laskar Sambernyawa</a> dibuat tidak nyaman dengan ketiadaan liaison officer (LO) yang mengatur sejumlah keperluan tim di Cilegon. Persis bahkan sempat kebingungan mencari armada untuk memberangkatkan mereka mengikuti latihan resmi jelang pertandingan, Senin (17/9/2018).</p><p>Alhasil Persis harus merogoh kocek sendiri untuk menyewa angkutan umum menuju Stadion Krakatau Steel. Usut punya usut, Panpel Cilegon United memang tidak menyediakan bus bagi Laskar Sambernyawa.</p><p>“Kami bayar sendiri biaya angkutannya. Tidak tahu itu kok panpel tuan rumah tidak menyediakan bus,” ujar Media Officer Persis, Lukas Budi Cahyono, saat dihubungi <em>Solopos.com</em>, Selasa malam.</p><p>Tak sampai di situ. Setibanya di lokasi latihan, Pelatih Agus Yuwono dibikin muntab karena nihilnya tim medis dan ambulans. Sang pelatih menilai keberadaan tim medis penting jika sewaktu-waktu pemainnya mengalami cedera saat latihan. “Seperti ada setting dari tuan rumah untuk menyerang psikologis tim sejak hari kedatangan kami,” cetus Agus.</p><p>Eks juru taktik Perseru Serui itu menilai tindakan Panpel Cilegon United pada timnya sangat tidak profesional. Dia pun mendesak otoritas terkait mengevaluasi kinerja panpel yang dinilai serampangan dalam menjamu tim tamu. Agus Yuwono khawatir kejadian serupa terulang pada tim lain yang bertandang ke markas Cilegon United.</p><p>“Harus digarisbawahi, panpel sangat tidak layak. Perlu peninjauan karena ini bisa merugikan sepak bola kita,” ujarnya.</p>