SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Hanik Puji Astuti, 15, tak pernah menyangka bisa menjadi paralympian pertama yang merebut emas di ajang Peparnas XIV 2012. Meraih perak atau perunggu, menurut siswi kelas II SMP YPAC Solo ini sudah cukup dalam debutnya di ajang sekaliber nasional.
Namun siapa sangka, pada penampilan perdana, prestasi Hanik sudah terbilang mengkilap. Hanik mengukir sejarah dengan menjadi peraih emas pertama di Peparnas dan bagi Jateng setelah menjadi yang tercepat pada cabang atletik nomor kursi roda [whellchair] kelas T53 putri jarak 1500 meter di lintasan atletik Stadion Kaharudin Nasution, Rumbai, Pekanbaru, Senin (8/10).
Hanik tampil sebagai juara setelah mencatatkan waktu tercepat enam menit 34,3 detik. Catatan ini lebih cepat 21,2 detik dari torehan yang
diukir seniornya asal Jateng yang kini bergabung dengan Kontingen Kaltim, Rohayati, di urutan kedua dan Linda Indriyani di posisi tiga.
“Enggak nyangka, bisa dapat emas. Semula saya hanya menargetkan perak atau perunggu karena lawan-lawan yang dihadapi lebih senior. Tapi
ternyata hasilnya melebihi harapan,” tutur Hanik saat berbincang dengan Solopos.com, Senin.
Bagi Hanik torehan ini jelas di luar dugaan. Pasalnya gadis kelahiran Gunungkidul ini baru genap setahun mengeluti olahraga kursi roda. Ketertarikannya bermula dari iseng-iseng menjalani adu kebut kursi roda bersama teman-teman asramanya di area Carefree Day yang digelar di sepanjang Jalan Slamet Riyadi, setiap Minggu pagi. Salah satu seniornya yang juga menjadi atlet Jateng, Doni, mengetahui potensi yang dimiliki Hanik.
Doni pun lantas mengajak Hanik bergabung latihan bersama atlet paralympic Jateng di Stadion Manahan. Tak butuh waktu lama, Hanik sudah mampu memberikan rentetan prestasi.
Putri sulung Tri Ningsih dan Iwan Kurniawan ini sebelum tampil di PON juga pernah merajai nomor serupa di pentas Pekan Olahraga Pelajar Cacat Nasional [Popcanas] 2011 yang juga dihelat di Pekanbaru, Riau.
