SOLOPOS.COM - Gerakan gimnastik korbut flip atau dead loop yang telah dilarang di kejuaraan resmi. (Tangkapan layar video di Youtube).

Solopos.com, SOLO–Olga Korbut perlahan berjalan menuju palang tak simetris gimnastik kejuaraan lantai atau floor exercise. Atlet gimnastik asal Uni Soviet itu lantas memeragakan gerakan khas kedua tangan ke belakang yang diikuti gerakan badan agak melengkung ke belakang. Itu yang menandakan atlet muda berbakat tersebut bersiap unjuk gigi di hadapan juri.

Saat itu, Olimpiade Munich, Jerman 1972. Sorot kamera tertuju pada Olga Korbut yang sedang beraksi. Dia menunjukkan teknik tinggi yang sebelumnya belum pernah diperagakan atlet lain. Gerakan yang diperagakannya sangat berbahaya jika terjadi kesalahan sedikit saja.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Olga Korbut berayun ke belakang dari posisi tangan di atas, melepaskan palang, dan melakukan backflip sebelum kembali memegang palang. Ini adalah manuver berisiko tinggi yang memerlukan kekuatan, koordinasi, dan timing luar biasa.

Olga Korbut melakukannya dengan sangat baik. Gerakan indah tetapi berisiko itu segera menjadi populer di kalangan pesenam. Tak sedikit pesenam yang memeragakannya di kejuaraan.

Namun, pada akhirnya gerakan yang diperagakan Olga Korbut resmi dilarang dilakukan lagi oleh siapa pun di Olimpiade sejak 1980-an karena memiliki risiko tinggi atau membahayakan pesenam.

Gerakan itu bernama dead loop atau korbut flip sebagai penanda bahwa Korbutlah yang pertama melakukannya. Video dokumentasi aksinya kini bisa ditemukan dengan mudah di Youtube. Solopos.com memantau salah satu videonya, Kamis (31/8/2023).

Dengan demikian, gerakan berbahaya itu dipastikan tak akan ada lagi di Olimpiade Paris 2024, 26 Juli-11 Agutus. Lantas bagaimana awal mula terciptanya gerakan itu, bagaimana mekanisme, mengapa gerakan itu dilarang, dan apa implikasinya setelah gerakan dead loop dilarang? Solopos.com bakal mengupasnya secara detail di tulisan ini.

Sebelumnya, pembaca dapat menyaksikan gerakan dead loop yang diperagakan Olga Korbut berikut ini terlebih dahulu:

Dikutip dari gymnasticscrown.com, Kamis, dalam dunia gimnastik yang selalu berkembang, ada beberapa gerakan yang menonjol karena kompleksitas dan memiliki risiko bagi pesenam yang memeragakannya.

Dead loop adalah salah satu contoh gerakan berani itu dan sekarang dilarang. Unsur berisiko tinggi ini menarik perhatian, baik para pesenam maupun penonton, karena eksekusinya yang rumit dan faktor bahayanya.

Asal-Usul Gerakan Dead Loop dalam Gimnastik

Dead loop juga dikenal sebagai korbut flip adalah gerakan berani dan kompleks dalam gimnastik yang dulu merupakan manuver populer dan menakjubkan.

Dinamai korbut flip setelah pesenam Uni Soviet Olga Korbut mengenalkannya pada Olimpiade Munich 1972. Keterampilan ini menjadi ciri khas bagi Korbut dan mengilhami banyak pesenam di seluruh dunia.

Korbut flip dilakukan pada palang tak simetris, di mana pesenam berayun ke belakang dari posisi tangan di atas, melepaskan palang, dan melakukan backflip sebelum kembali memegang palang. Ini adalah manuver berisiko tinggi yang memerlukan kekuatan, koordinasi, dan timing luar biasa.

Gerakan berani ini dengan cepat populer di kalangan pesenam di seluruh dunia yang berusaha mengintegrasikan dead loop ke dalam rutinitas senam untuk memamerkan keterampilan canggih mereka dan mendapatkan skor yang lebih tinggi.

Mekanika Dead Loop

Untuk memahami dead loop, seseorang harus memahami mekanika dasar gerakan ini. Pada intinya, dead loop melibatkan pesenam berayun di sekitar palang horizontal, melepaskan pegangan mereka, dan kembali memegang palang dalam gerakan yang tampaknya mudah. Tindakan ini memerlukan timing yang sempurna, kekuatan, dan pengendalian tubuh untuk dilakukan dengan sukses.

Berikut adalah langkah-langkah rinci dari dead loop:

  • Berayun: Pesenam mulai menghasilkan momentum yang cukup melalui serangkaian ayunan. Ini sangat penting untuk memberikan daya dan kecepatan yang diperlukan untuk melepaskan dan memegang kembali palang.
  • Melepaskan: Pada puncak ayunan, pesenam melepaskan palang, mendorong tubuh mereka ke atas dan ke luar dalam lengkungan yang terkendali.
  • Rotasi: Saat melepaskan palang, pesenam melakukan setengah putaran, biasanya disertai dengan backflip yang membawa tubuh pesenam ke posisi yang tepat untuk memegang kembali palang.
  • Memegang kembali: Dengan timing dan akurasi yang tepat, pesenam memegang kembali palang, memungkinkan mereka melanjutkan gerakan lain tanpa memutus aliran atau momentum pertunjukan.

Pesenam Terkemuka yang Melakukan Gerakan Dead Loop

Gerakan dead loop memerlukan kendali, kekuatan, dan fleksibilitas yang luar biasa untuk dieksekusi dengan benar, membuatnya menjadi gerakan yang sangat sulit, bahkan untuk pesenam yang paling berpengalaman.

Selama bertahun-tahun, beberapa pesenam berhasil menguasai gerakan sulit ini dan telah membuatnya menjadi bagian gerakan andalan mereka untuk mendapatkan nilai tinggi. Berikut adalah lima pesenam terkemuka yang melakukan dead loop, manuver berisiko tinggi ini:

1. Radka Zemanova

Pesenam Cekoslowakia yang berkompetisi pada akhir 1970-an dan awal 1980-an, Radka Zemanova dikenal karena penampilannya di palang tak simetris, termasuk gerakan dead loop. Keberanian dan bakatnya yang luar biasa membuatnya menjadi idola.

2. Steffi Kraker

Pesenam Jerman Timur, Steffi Kraker berkompetisi selama 1970-an dan awal 1980-an. Dia dikenal karena penampilan berani di palang tak simetris yang sering menampilkan dead loop. Kraker adalah peraih medali Kejuaraan Dunia berkali-kali dan memenangkan medali perak di Olimpiade Moscow 1980.

3. Emily May

Emily May pesenam Australia yang berkompetisi pada akhir 1970-an adalah seorang atlet yang juga melakukan dead loop. Rutinitasnya yang berani dan energik memamerkan keterampilan dan determinasinya, membuatnya menjadi pesaing yang berkesan pada zamannya.

4. Lyubov Bogdanova

Pesenam Uni Soviet yang berkompetisi pada tahun 1970-an, Lyubov Bogdanova, juga melakukan dead loop dalam kompetisi palang tak simetrisnya. Penampilannya yang kuat dan berani membuatnya menjadi sosok berpengaruh dalam dunia gimnastik.

5. Natalia Shaposhnikova

Natalia Shaposhnikova, pesenam Uni Soviet lainnya yang berkompetisi pada akhir 1970-an dan awal 1980-an, dikenal karena melakukan dead loop di palang tak simetris.

Shaposhnikova adalah pesenam yang meraih medali emas Olimpiade sebanyak dua kali dan Juara Dunia sebanyak empat kali. Dia memperlihatkan keterampilan atletik dan keberanian yang diperlukan untuk gerakan berisiko tinggi tersebut.

Risiko yang Terkait dengan Korbut Flip

Meskipun korbut flip tidak dapat disangkal mengesankan, gerakan ini juga sangat berbahaya. Tingkat risiko yang tinggi yang terkait dengan melakukan flip ini telah menyebabkan akhirnya dilarang oleh Federasi Gimnastik Internasional (FIG).

  • Beberapa risiko utama yang terkait dengan Korbut Flip adalah:
  • Timing dan presisi: Korbut flip memerlukan timing dan presisi yang sempurna dari pesenam. Atlet harus melepaskan palang pada saat yang tepat untuk berhasil menyelesaikan flip dan memegang kembali palang. Bahkan kesalahan perhitungan kecil dapat menyebabkan pesenam melewatkan palang dan jatuh yang dapat menyebabkan cedera serius.
  • Gaya tumbukan tinggi: Gerakan ini melibatkan perubahan gerakan dan arah yang cepat, menyebabkan gaya tumbukan tinggi pada tubuh pesenam. Gaya ini dapat membebani pergelangan tangan, bahu, dan punggung pesenam, yang berpotensi menyebabkan kerusakan atau cedera jangka panjang.
  • Risiko cedera kepala dan leher: Jika pesenam gagal menjalankan korbut flip ada risiko cedera kepala dan leher, termasuk gegar otak atau bahkan trauma yang lebih parah. Mendarat dengan tidak wajar atau menabrak palang atau tanah dengan kepala dan leher dapat memiliki konsekuensi yang sangat buruk bagi atlet.
  • Tekanan psikologis: Fokus intens dan ketabahan mental yang diperlukan untuk menjalankan korbut flip dapat menambah tekanan psikologis yang signifikan pada pesenam. Tekanan ini dapat menyebabkan kecemasan performa, meningkatkan kemungkinan kesalahan atau kecelakaan.
  • Cedera kumulatif: Berulang kali melakukan gerakan berisiko tinggi seperti korbut flip dapat meningkatkan kemungkinan cedera kumulatif dari waktu ke waktu. Beban konstan pada tubuh dapat memperburuk cedera yang sudah ada atau menciptakan yang baru, akhirnya mempengaruhi masa depan karier dan kesejahteraan pesenam.

Mengingat risiko ini dan potensi cedera yang mengubah hidup, pelarangan Korbut Flip merupakan pengingat tentang pentingnya memprioritaskan keselamatan pesenam sambil tetap memupuk semangat olahraga, kreativitas, dan inovasi dalam olahraga.

Pelarangan Gerakan Dead Loop dalam Gimnastik

Federasi Gimnastik Internasional (FIG) membuat keputusan melarang korbut flip atau dead loop, karena beberapa faktor yang pada akhirnya berkaitan dengan keselamatan dan kesejahteraan pesenam. Alasan utama di balik keputusan FIG adalah:

Faktor keselamatan: Ketika risiko yang terkait dengan korbut flip menjadi lebih jelas, FIG menegaskan perlunya memprioritaskan keselamatan para atlet. Potensi cedera serius, terutama pada kepala, leher, dan tulang belakang, dianggap terlalu tinggi untuk membenarkan penggunaan gerakan ini dalam kompetisi.

Tingkat cedera tinggi: Seiring berjalannya waktu, banyak pesenam mengalami cedera saat mencoba korbut flip, termasuk jatuh dan benturan dengan palang. Tingginya jumlah cedera ini menjadi keprihatinan besar bagi FIG, karena mempertanyakan standar keselamatan olahraga.

Ketidakseimbangan risiko-reward: Meskipun korbut flip memamerkan keterampilan dan kemampuan luar biasa dari pesenam, FIG menentukan bahwa risiko yang terlibat lebih besar daripada imbalan potensial. Dengan melarang gerakan ini, mereka ingin mencapai keseimbangan antara mendorong inovasi atletik dan memastikan keselamatan pesenam.



Menciptakan preseden: Dengan melarang korbut flip, FIG memberikan pesan yang jelas tentang pentingnya keselamatan dalam gimnastik. Keputusan ini menciptakan preseden untuk gerakan dan perubahan aturan di masa depan. Selain itu memastikan keselamatan tetap menjadi prioritas utama ketika mengevaluasi kebolehan teknik baru.

Mendorong inovasi yang lebih aman: Pelarangan korbut flip mendorong pesenam dan pelatih untuk mengembangkan gerakan alternatif yang memamerkan keterampilan dan inovasi tanpa mengorbankan keselamatan. Ini mengarah pada evolusi teknik gimnastik yang memprioritaskan kesejahteraan atlet dan kegembiraan olahraga.

Pelarangan Dead Loop Mencerminkan Perubahan dalam Gimnastik

Keputusan FIG melarang korbut flip atau dead loop adalah langkah signifikan dalam mempromosikan lingkungan yang lebih aman bagi pesenam, sambil tetap menghargai semangat kreativitas dan kecakapan atletik yang telah mendefinisikan olahraga ini sepanjang sejarahnya.

Dengan melarang gerakan berisiko tinggi ini, FIG telah menegaskan komitmennya untuk melindungi pesenam sambil mendorong perkembangan gerakan dan kombinasi baru yang inovatif.

Komitmen terhadap keselamatan dan inovasi ini telah menyebabkan munculnya bintang-bintang baru dalam olahraga ini, saat para atlet menyesuaikan pelatihan dan rutinitas mereka dengan nilai-nilai yang berubah ini.

Pelarangan itu mendorong munculnya lansekap gimnastik yang lebih inklusif dan dinamis, di mana atlet dari berbagai tingkatan dapat berpartisipasi dan berkembang.

Pada akhirnya, pelarangan gerakan dead loop berfungsi sebagai pengingat akan evolusi terus-menerus dalam gimnastik, saat olahraga ini terus tumbuh dan beradaptasi dengan kebutuhan dan aspirasi para atletnya.

Dengan merangkul perubahan ini, gimnastik dapat menjamin masa depan yang cerah dan menarik bagi pesaing dan penggemar.

Gerakan Baru yang Dikembangkan untuk Menggantikan Dead Loop

Sebagai tanggapan terhadap pelarangan dead loop atau korbut flip, para pesenam dan pelatih telah fokus pada pengembangan gerakan baru yang memamerkan keterampilan dan inovasi tanpa mengorbankan keselamatan.



Beberapa teknik alternatif telah muncul selama bertahun-tahun yang menunjukkan evolusi dan kreativitas berkelanjutan dalam olahraga ini:

  • Tkatchev: Dinamai dari pesenam Rusia Aleksandr Tkatchev. Gerakan pelepasan ini pada palang horizontal melibatkan pesenam berayun ke belakang, melakukan backflip, dan memegang kembali palang. Tkatchev memamerkan kekuatan, timing, dan presisi, dan telah menjadi gerakan populer dalam gimnastik kontemporer.
  • Gienger: Dikembangkan oleh pesenam Jerman Eberhard Gienger. Gerakan ini melibatkan backflip dengan setengah putaran sebelum memegang kembali palang. Gienger telah diadaptasi untuk palang horizontal dan palang tinggi dalam gimnastik artistik pria, menawarkan alternatif yang lebih aman dan mengesankan secara visual dibanding dead loop.
  • Jaeger: Dinamai dari pesenam Jerman Bernd Jaeger. Gerakan Jaeger adalah gerakan pelepasan pada palang horizontal dan palang tinggi yang melibatkan salto ke depan dengan memegang kembali palang. Gerakan ini memerlukan timing dan keterampilan yang luar biasa, menjadikannya elemen yang menarik dan menantang dalam rutinitas gimnastik.
  • Bhardwaj: Dibuat oleh pesenam India-Amerika Mohini Bhardwaj. Gerakan ini melibatkan salto Pak dengan putaran penuh di antara palang pada palang horizontal. Bhardwaj adalah gerakan kompleks dan inovatif yang memamerkan kekuatan dan fleksibilitas pesenam sambil memprioritaskan keselamatan.
  • Variasi Shaposhnikova: Dinamai dari pesenam Soviet Natalia Shaposhnikova. Gerakan Shaposhnikova dan variasinya melibatkan ayunan ke belakang dari palang rendah ke palang tinggi dengan berbagai putaran dan pelepasan yang berbeda. Variasi ini menawarkan beragam elemen menantang dan mengesankan secara visual tanpa karakteristik berisiko tinggi dari dead loop.

Gerakan-gerakan baru ini mencerminkan kreativitas dan evolusi berkelanjutan dalam gimnastik, menunjukkan bahwa inovasi dapat dicapai sambil memprioritaskan keselamatan atlet.

Dengan mengembangkan dan menggabungkan gerakan-gerakan ini dalam rutinitas mereka, pesenam dapat terus mendorong batas-batas olahraga tanpa mengorbankan kesejahteraan mereka.

Menemukan Keseimbangan Antara Inovasi dan Keselamatan

Pelarangan korbut flip telah memiliki dampak yang berlangsung lama pada komunitas gimnastik dan berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya memprioritaskan keselamatan atlet.

Federasi Gimnastik Internasional memiliki tanggung jawab untuk melindungi pesenam dari risiko yang tidak perlu sambil tetap mendorong pertumbuhan dan perkembangan olahraga.

Menemukan keseimbangan antara inovasi dan keselamatan adalah hal yang penting untuk menjaga integritas dan kegembiraan gimnastik.

Meskipun korbut flip mungkin tidak lagi menjadi bagian dari kompetisi resmi, itu tetap menjadi bukti atletisme dan kreativitas luar biasa dari pesenam dan akan selamanya menjadi bagian dari sejarah kaya olahraga ini.

Saat gimnastik terus berkembang, sangat penting bahwa keselamatan atlet tetap menjadi hal utama dalam setiap keputusan yang dibuat dalam olahraga ini.





Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya