Sport
Rabu, 6 Februari 2019 - 09:55 WIB

Demi Arseto Solo, Pak Min Pijit 11 Pemain Tiap Hari

Redaksi Solopos.com  /  Tri Wiharto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, Solo–Sebuah plakat bertuliskan Pijat Urat Syaraf dan Pengobatan Alternatif Segala Macam Penyakit Pak Amin Arseto terpasang di jalan masuk Gang Kawung IV, Jl. Agus Salim, Premulung, RT 002/RW 007, Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo. Pada rumah nomor 10 di gang tersebut, plakat yang sama juga terpasang di bagian depan.

Setelah dipersilakan masuk, solopos.com yang berkunjung ke sana pada Kamis (31/1/2019), melihat sebuah foto lawas terpampang di tembok sisi barat. Foto itu adalah foto Arseto Football Club lengkap dengan para pemainnya. Lambang kebesaran Arseto juga terpampang pada foto tersebut.

Advertisement

Arseto adalah klub sepak bola Galatama yang bermarkas di Solo. Klub yang berdiri sejak 1978 tersebut didirikan oleh putra Presiden ke-2 Indonesia, Suharto yaitu Sigit Harjojudanto.

Mulanya, klub tersebut bermarkas di Jakarta. Namun, sejak tahun 1983, setelah presiden Soeharto mencanangkan tanggal 9 September sebagai Hari Olahraga Nasional saat peresmian Stadion Sriwedari Solo, Arseto mulai memainkan pertandingan kandangnya di Solo.

Sayang, meski pernah merengkuh gelar Galatama pada musim 1991/1992, klub berjuluk Si Biru Langit tersebut terpaksa dibubarkan pada 1998 seiring runtuhnya rezim Orde Baru.

Advertisement

Yatimin, si pemilik rumah pijat itu punya ikatan sangat erat dengan klub yang juga dijuluki The Cannon (Si Meriam) tersebut. Yatimin Atmorejo, demikian nama lengkapnya. Dia telah berusia 70 tahun dan ternyata Yatimin adalah mantan tukang pijat (istilah keren saat ini adalah fisioterapis) dari Eduard Tjong dkk., selama Arseto berkandang di Solo.

Lelaki yang akrab disapa Pak Min atau ada juga yang menyebut Pak Amin Arseto itu kini membuka praktik pijit di rumahnya. Meski sudah ada beberapa klub sepak bola yang menghubungi untuk menggunakan jasanya selepas pembubaran Arseto, Pak Min tak mau menerimanya. Baginya, Arseto adalah klub sepak bola pertama dan terakhir. “Saya menolak jadi tukang pijat di klub lain,” ujar lelaki asal Pasekan, Eromoko, Wonogiri tersebut saat berbincang santai dengan

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif