Sport
Kamis, 3 Agustus 2023 - 16:29 WIB

Deretan Pebulutangkis Indonesia Peraih Medali Emas Olimpiade 1992-2021

Surya Wahyu Tri Kusuma  /  Rudi Hartono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Susy Susanti (Badmintonindonesia.org)

Solopos.com, SOLO–Indonesia berambisi mendulang emas di Olimpiade 2024 Paris dari sektor bulu tangkis/badminton, berikut deretan pebulutangkis Tanah Air peraih medali emas Olimpiade.

Olipiade Paris tahun depan digelar 26 Juli-11 Agustus atau lebih kurang setahun lagi. Atlet berlomba-lomba mengumpulkan poin untuk mendapatkan tiket ke ajang multievent terakbar sejagat itu.

Advertisement

Pebulutangkis Indonesia terus berjuang mendapatkan hasil terbaik di turnamen BWF yang merupakan tahapan awal mendapatkan tiket Olimpiade.

Sejarah mencatat terdapat sejumlah pebulutangkis Tanah Air peraih medali emas yang merupakan kebanggaan tak ternilai. Siapa saja mereka? Berikut deretan pebulutangkis Indonesia peraih medali emas Olimpiade dikutip dari akun Instagram timindonesiaofficial dan sumber lainnya:

1. Susi Susanti (Olimpiade Barcelona 1992, 4 Agustus 1992)

Legenda tunggal putri Indonesia Susi Susanti meraih medali emas di Olimpiade 1992 yang digelar di Barcelona, Spanyol. Susi mencatatkan sejarah sebagai atlet Indonesia pertama yang mendapatkan medali emas Olimpiade. Perjuangan tak mudah di lewati oleh pebulutangkis asal Tasikmalaya ini.

Advertisement

Di babak final, Susi bertemu Bang Soo-hyun wakil Korea Selatan. Perempuan yang kini sudah paruh baya itu sempat susah payah di gim pertama. Susi kalah di gim pertama dengan angka 5-11.

Namun, pebulutangkis dengan nama asli Lucia Francisca Susanti Haditono itu mampu membalikan keadaan di gim kedua. Susi mampu menghajar Bang Soo-hyun itu di gim kedua dengan skor 11-5.

Hasil tersebut memaksa pertandingan berlanjut ke gim ketiga atau rubber game untuk menentukan sang jawara. Susi menyudahi perlawanan Bang Soo-hyun dengan skor 11- 3.

2. Alan Budikusuma (Olimpiade Barcelona 1992)

Alan Budikusuma yang merupakan suami Susi Susanti juga mengukir sejarah dengan tinta emas. Dia meraih medali emas pada Olimpiade Barcelona 1992.

Advertisement

Alan harus bertempur dengan rekan senegara di babak final yakni Ardy B. Wiranata. Alan memenangi duel dengan skor 15-12 18-13.

3. Ricky Subagja/Rexy Mainaky (Olimpiade Atlanta, 31 Juli 1996)

Olimpiade 1996 Atlanta, Amerika Serikat, menjadi Olimpiade bersejarah bagi Indonesia. Atlet bulu tangkis Tanah Air mampu mempertahankan tradisi medali emas di ajang olah raga multievent empat tahunan itu.

Ganda putra Indonesia, Ricky Subagja/Rexy Mainaky meraih medali emas setelah melewati duel panas di partai final.

Pada babak final ganda putra dengan julukan Duo R ini melawan pasangan Malaysia, Yap Kim Hock/Chean Soon Kit. Pertandingan berlangsung menegangkan.

Advertisement

Pada pembukaan pertandingan, Ricky/Rexy kalah jauh 5-15. Beruntung di dua gim berikutnya andalan Indonesia ini bisa menang dengan 15-13, 15-12.

4. Candra Wijaya/Tony Gunawan (Olimpiade Sydney, 21 September 2000)

Olimpiade Sydney 2000 adalah kali ketiganya cabang olahraga bulu tangkis dimainkan. Tradisi Indonesia meraih emas pada cabor bulu tangkis terjaga pada Olimpiade edisi 2000 itu.

Lewat ganda putra Candra Wijaya/Tony Gunawan, Indonesia sukses meraih medali emas satu-satunya di Olimpiade Sydney.

Candra/Tony memastikan diri ke podium juara setelah di final mengalahkan wakil Korea, Lee Dong-soo/Yoo Yong-sung dengan skor 15-10, 9-15 dan 15-7.

Advertisement

Candra/Tony yang sukses menaklukkan arena The Dome and Exhibition Complex, Sydney, Australia pada 21 September 2000 kala itu, memang sudah dijadikan ujung tombak meneruskan tradisi emas bagi Indonesia.

5. Taufik Hidayat (Olimpiade Athena, 22 Agustus 2004)

Taufik Hidayat sukses mempertahankan tradisi medali emas Olimpiade pada 2004 di Athena, Yunani.

Sebenarnya kehadiran Taufik di Olimpiade Athena 2004 dibayang-gayangi oleh ketangguhan duo Tiongkok, Lin Dan dan Chen Hong.

Kedua pemain ini mendominasi unggulan tunggal putra di Athena 2004. Sementara Taufik tidak memiliki label unggulan sama sekali.

Di luar dugaan Lin Dan langsung gugur di babak pertama oleh Ronald Susilo, pemain Indonesia berbendera Singapura.

Chen Hong ikut gugur di babak perempat final oleh pemain Korea Shon Sheung Mo. Secara otomatis jalan Taufik Hidayat melaju ke babak final tidak terlalu sulit  mengingat dua unggulan terbaik dunia sudah gugur.

Advertisement

Benar saja, Taufik Hidayat mampu melaju ke final dan menjadi juara. Di babak puncak Taufik muncul sebagai pemenang dengan mengalahkan Shon Seung Mo, 15-8, 15-7.

6. Hendra Setiawan/Markis Kido (Olimpiade Beijing, 16 Agustus 2008)

Tepat sehari sebelum peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, pasangan ganda putra Indonesia Hendra Setiawan/Markis Kido mempersembahkan emas untuk Indonesia. Tentu medali itu menjadi kado manis untuk Indonesia di perayaan hari kemerdekaan.

Indonesia berhasil membawa pulang medali emas setelah Markus Kido dan Hendra setiawan berhasil sebagai juara seusai mengandaskan wakil tuan rumah Tiongkok, Cai Yun/Fu Haifeng.

Sempat kalah 12-21 di gim pertama, Kido/Hendra bangkit dan menang 21-11 di gimkedua. Di gim penentuan, Kido/Hendra menang 21-16.

7. Tontowi Achmad/Liliyana Natsir (Olimpiade Rio, 17 Agustus 2016)

Tepat pada peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, pasangan ganda campuran Indonesia Tontowi Achmad/Liliyana Natsir mempersembahkan emas untuk Indonesia. Itu merupakan kado terbaik setelah Markis Kido dan Hendra Setiawan memberikan hal yang sama pada Olimpiade 2008.

Tontowi/Liliyana menyebet medali emas setelah mengalahkan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia) pada babak final dengan skor 21-14, 21-12.

Mereka merupakan pasangan ganda campuran Indonesia pertama yang sukses menjuarai pesta olahraga dunia empat tahunan tersebut.

8. Greysia Polii/Apriyani Rahayu (Olimpiade Tokyo, 2 Agustus 2021)

Salah satu hasil laga final yang paling membanggakan Indonesia di Olimpiade adalah keberhasilan  meraih emas di sektor ganda putri.

Greysia Polii/Apriyani Rahayu berhasil mengakhiri paceklik medali emas Indonesia di sektor ganda putri dalam sejarah Olimpiade.

Keberhasilan Greysia/Apriyani meraih emas tak terlepas dari kemenangan melawan Chen Qingchen/Jia Yifan (China) di partai final.

Lewat permainan straight game, duet Greysia/Apriyani mengalahkan lawannya dengan skor 21-19 dan 21-15.

Demikian deretan pebulutangkis Indonesia peraih medali emas Olimpiade. Diharapkan tradisi memperoleh tradisi emas Olimpiade terjaga di Olimpiade 2024 Paris mendatang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif