Sport
Jumat, 7 April 2023 - 16:10 WIB

Diisukan Jadi Penyebab Piala Dunia U-20 Indonesia Batal, Ini Jawaban Amali

Newswire  /  Rudi Hartono  /  Rudi Hartono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali (kedua kiri) menyapa pesepak bola Timnas U20 saat mengunjungi pemusatan latihan di Jakarta, Kamis (30/3/2023). (Antara/M Risyal Hidayat)

Solopos.com, JAKARTA–Isu mengenai pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 oleh FIFA masih bergulir.

Beredar rumor alasan FIFA menghapus Indonesia sebagai tuan rumah ajang sepak bola U-20 terakbar itu bukan karena ada penolakan sejumlah pihak, tetapi karena Indonesia melakukan pelanggaran etik FIFA.

Advertisement

Isu yang berkembang, pelanggaran itu dilakukan Zainudin Amali saat masih menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).

Wakil Ketua Umum (Waketum) PSSI Zainudin Amali mengklarifikasi rumor soal pelanggaran etik FIFA yang dialamatkan kepadanya sehingga badan sepak bola dunia itu mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

Advertisement

Wakil Ketua Umum (Waketum) PSSI Zainudin Amali mengklarifikasi rumor soal pelanggaran etik FIFA yang dialamatkan kepadanya sehingga badan sepak bola dunia itu mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

Rumor tersebut menyebutkan Indonesia dianggap melakukan pelanggaran etik FIFA, salah satunya datang dari sikap mantan Menpora itu yang disebut mendahului FIFA dalam mengumumkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 2020.

“Mereka cuma kasih tahu, tolong sabar dulu, jangan bicara apa-apa dulu, karena memang waktu itu saya menyampaikan kepada publik bahwa kita harus mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah FIFA World Cup U20/2021. Dan hal itu terjadi pada 2020, beberapa bulan sebelum FIFA memutuskan penundaan Piala Dunia tersebut ke 2023 karena saat itu sedang meningginya pandemi Covid-19,” kata Zainudin Amali dalam keterangan resmi yang diterima media di Jakarta, Jumat (7/4/2023), dikutip dari Antara.

Advertisement

Menpora periode 2019-2023 itu pun menyebut jika apa yang dilakukannya dulu bukanlah sebuah pelanggaran etika.

“Kalau pelanggaran etika kan ada dalam statuta FIFA. Jadi alasannya karena situasi kita yang panas menolak Israel, bukan karena saya dianggap melanggar etika,” sambung Amali.

FIFA merupakan organisasi yang tidak bisa diintervensi. Tidak heran saat ada opsi untuk timnas Israel bermain di Singapura ditolak.

Advertisement

Piala Dunia U-20 di Indonesia seharusnya digelar di enam kota pada 20 Mei hingga 11 Juni. Hanya, rencana tersebut batal digelar yang diawali dengan pembatalan drawing yang seharusnya digelar di Bali pada 31 Maret.

Sebelum FIFA mengambil keputusan, terjadi penolakan kehadiran timnas Israel yang dinyatakan lolos ke putaran final Piala Dunia U-20.

Penolakan itu di antaranya dari Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif