SOLOPOS.COM - Pemain Persiba tak rela gaji mereka dirasionalisasi (JIBI/Harian Jogja/dok)

Pemain Persiba tak rela gaji mereka dirasionalisasi (JIBI/Harian Jogja/dok)

BANTUL—Pemain Persiba Bantul mulai bereaksi setelah manajemen menyetujui opsi rasionalisasi gaji yang ditawarkan Konsorsium.  Keputusan tersebut menuai kecaman keras.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Penggawa Laskar Sultan Agung, julukan Persiba, menilai manajemen terlalu gegabah dalam mengambil keputusan tanpa dirundingkan dengan pemain. Kapten Persiba,  Wahyu Wijiastanto menyesalkan sikap manajemen. Menurutnya, persoalan gaji adalah hak pemain. Keputusan manajemen menerima opsi rasionalisasi tanpa merundingkannya dengan pemain, dianggap sebagai langkah  keliru.

”Gaji itu sepenuhnya hak pemain dan tidak ada urusan dengan manajemen. Jadi, seandainya manajemen menerima begitu saja opsi rasionalisasi tanpa dirundingkan terlebih dahulu jelas salah. Manajemen terlalu gegabah,” ujar Tanto ketika dihubungi Harian Jogja, Kamis (9/8).

Pemain Terbaik Divisi Utama 2010/2011 itu menegaskan tetap menolak rasionalisasi gaji. Sebagai kapten tim, dia berjanji akan mengumpulkan pemain lain untuk membicarakan persoalan ini. Dia bersikap skuad Laskar Sultan Agung tetap menerima hak penuh.

”Saya tetap menolak. Kami sudah terlalu sabar walaupun sering diberi janji-janji yang tidak pernah terbukti,” tegasnya.

Pemain  bernomor 13 ini menjelaskan, manajemen sudah terlalu sering mengumbar janji. Soal gaji misalnya, manajemen berjanji akan berupaya agar hak pemain diterima secara utuh hingga kontrak berakhir September mendatang. Sayang, janji tinggal janji karena manajemen berubah haluan.

Tidak Bertanggung Jawab

Winger Persiba, Busari mengungkapkan hal serupa. Dia menilai manajemen tidak bertanggung jawab karena menerima opsi rasionalisasi. Permain asal Kendal ini tetap ingin haknya dibayarkan secara utuh.

”Kalau seperti ini sama saja manajemen tidak tanggung jawab,” paparnya.

Keputusan manajemen menerima opsi rasionalisasi, plus pemutusan kontrak oleh pemain untuk menghindari kompensasi menimbulkan tanda tanya besar. Manajer tim Briyanto AS sebelumnya ngotot menolak rasionalisasi. ”Kalau kami terima, nanti jadi kebiasaan,”  ujar Briyanto beberapa waktu yang lalu.

Sementara saat dimintai konfirmasi, manajemen yang diwakili Sekretaris Persiba, Wikan Werdho Kisworo, menyatakan siap menjawab pertanyaan yang akan diajukan pemain. ”Intinya opsi ini kami terima demi kebaikan bersama. Selebihnya jika memang para pemain menginginkan penjelasan lebih lengkap, kami siap menjawab,” tandas Wikan.

Sementara itu, tak ingin memperkeruh suasana, Paserbumi [suporter Persiba] memilih tidak berkomentas terkait rasionalisasi ini.

“Kami belum tahu pastinya itu seperti apa. Jika kami berkomentar takutnya nanti malah dituduh memihak salah satu pihak di antara pemain atau manajemen. Tapi memang jika hanya dibayar dua kali gaji memang berat juga,” ujar Carik Paserbumi, Paryanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya