SOLOPOS.COM - Pemain Persis Solo LPIS menjalasi sesi latihan, seusai penandatangan kontrak, di Lapangan Kota Barat, Solo, Kamis (9/5/2013). Kini kondisi Persis LPIS kembali menggantung setelah gaji pemain dan kebutuhan operasional tersendat. doKJIBI/SOLOPOS/Maulana Surya Utama

Pemain Persis Solo LPIS menjalasi sesi latihan, seusai penandatangan kontrak, di Lapangan Kota Barat, Solo, Kamis (9/5/2013). Kini kondisi Persis LPIS kembali menggantung setelah gaji pemain dan kebutuhan operasional tersendat. doKJIBI/SOLOPOS/Maulana Surya Utama

SOLO –Gara-gara ditinggal sponsor kelas kakap dari luar Solo belum lama ini, kondisi finansial manajemen Persis Solo LPIS mulai sekarat. Hal ini yang menyebabkan tersendatnya pembayaran gaji pemain sejak bulan April. Di sisi lain, punggawa Persis Solo tak lagi memperoleh katering makanan dari Mes Teratai Solo dalam beberapa hari terakhir.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Jajaran pelatih dan manajemen Persis mulai menyeleksi pemain awal Februari. Meski sudah memulai seleksi, para pemain baru memperoleh katering makanan dari mes menjelang kompetisi Grup 2 DU LPIS bergulir. Para pemain mulai teken kontrak di hadapan manajemen per pertengahan April. Hanya, anak asuh Widyantoro baru memperoleh gaji 20 persen dari bulan April.

Kondisi semakin runyam saat pemain Persis menyatakan mogok latihan sebagai persiapan menghadapi Persekap Pasuruan di Stadion Manahan, Rabu (29/5/2013). Mogok latihan juga terjadi saat Persis akan bertandang melawan Persenga Nganjuk beberapa pekan lalu.

Selain mogok berlatih, para pemain Persis dikabarkan tak memperoleh katering makanan. Hal ini membuat kondisi pemain Persis miris. Saat Persis mengalahkan Persewon Wondama 4-0, anak asuh Widyantoro sama sekali tak memperoleh bonus dari manajemen.

“Semua persoalan itu terjadi gara-gara sponsor secara sepihak memutuskan hubungan dengan kami. Padahal, sejak awal kami sudah merancang kebutuhan tim secara keseluruhan. Dengan mundurnya sponsor [dari luar Solo], otomatis saat ini Persis hanya mengandalkan pendapatan dari tiket masuk. Makanya, kami baru bisa memenuhi 20 persen gaji pemain,” kata Manajer Persis Solo, Joni S Erwandi, kepada Solopos.com, Selasa (21/5/2013).

Joni mengatakan kebutuhan operasional Persis dalam satu bulan cukup besar. Manajemen Persis harus melunasi room di Mes teratai senilai Rp39 juta per bulan. Hal itu belum ditambah biaya katering makanan dan kebutuhan operasional lainnya, termasuk gaji pemain yang mencapai ratusan juta.

“Rencananya, malam ini [kemarin] kami akan menggelar koordinasi internal terlebih dahulu. Terus terang, saya tak mengetahui keluar-masuknya uang. Itu sudah menjadi urusan Panpel. Soal adanya mogok pemain, saya hanya mendengar kalau pemain saat ini sedang libur,” katanya.

Terpisah, Ketua Panpel pertandingan Persis, Roy Saputra, berencana mendongkrak pendapatan Persis dengan menggelar laga di malam hari. Dengan melangsungkan pertandingan di malam hari, pihaknya meyakini jumlah penonton yang datang ke Manahan lebih banyak lagi.

“Baru dikaji wacana untuk melangsungkan pertandingan di malam hari. Semuanya, sedang digodok manajemen,” ulasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya