Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Unggulan ketiga tersebut menyerah kepada Thailand di final dalam pertarungan tiga game 17-21, 21-17, 13-21 yang berlangsung selama satu jam 13 menit di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta. “Mereka sedang dalam kondisi puncak setelah kemarin mengalahkan Zhang Nan. Kami akui, Thailand bermain lebih bagus dari kami hari ini,” kata Liliyana Natsir setelah pertandingan usai.
Setelah gagal mengamankan game pertama, Tontowi-Liliyana berusaha bangkit dan menguasai game kedua dengan skor 21-17. Sementara di game ketiga, pertahanan Tontowi-Liliyana mulai mengendur hingga akhirnya pasangan Thailand menggempur pasangan Indonesia dan unggul di game ketiga 21-13. “Pertahanan kami menurun karena kami terbawa pola permainan Thailand,” kata Liliyana.
Pasangan Liliyana, Tontowi juga mengatakan bahwa mereka sempat lengah karena mempunyai kepercayaan diri yang tinggi. “Kami cukup puas bisa masuk ke final. Mudah-mudahan kami bisa memberikan yang terbaik di Olimpiade mendatang,” kata Liliyana.
Sementara itu, pelatih Thailand Luang Phethcharaporn mengakui anak asuhnya merubah pola permainan untuk membendung permainan cepat Tontowi-Liliyana. “Hari ini kami merubah pola permainan dengan menambah serangan. Indonesia mempunyai pukulan cepat. Kami berusaha untuk menghentikannya,” kata Phethcharaporn. “Indonesia mempunyai pertahanan yang bagus. Namun kali ini, Natsir lemah di belakang, sementara Tontowi lemah di depan,” kata dia.
Pasangan Thailand mengakui bahwa pertandingan di final itu menjadi laga paling berat di turnamen tersebut. “Pasangan Indonesia lebih hebat dari pada pasangan China Zhang Nan (dan Zhao Yunlei),” kata Prapakomol. “Indonesia mempunyai teknik yang lebih bagus, sedangkan China adalah pasangan yang kuat dan cepat, namun tekniknya kurang jika dibanding Indonesia,” kata pelatih Thailand.