SOLOPOS.COM - Anggota suporter Persis Solo, Pasoepati, menggelar aksi longmarch membawa spanduk saat car free day (CFD) di kawasan, Jl. Slamet Riyadi, Solo, Minggu (13/11). Pada aksi tersebut Pasoepati menyerukan penolakan pertandingan selain Persis Solo di Stadion Manahan untuk meminimalisir gesekan, menuntut PSSI mengembalikan tujuh klub bola, dan menggalang dana bagi korban kerusuhan laga pertandingan antara Persija dan Persib. (JIBI/Solopos/Ivanovich Aldino)

Dukungan suporter ditunjukkan Pasoepati sebagai solidaritas untuk Persebaya.

Solopos.com, SOLOFans fanatik Persis Solo, Pasoepati, tak mau ketinggalan untuk menyuarakan dukungan bagi Persebaya Surabaya. Aksi ini sebagai bentuk solidaritas terhadap salah satu tim bersejarah di Indonesia lantaran statusnya batal dipulihkan dalam Kongres PSSI yang digelar di Jakarta, Rabu (10/11/2016) lalu.

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

Puluhan suporter setia Laskar Sambernyawa ini melakukan aksi orasi dengan berjalan kaki di kawasan Car Free Day (CFD) di sepanjang Jalan Slamet Riyadi, Minggu (13/11/2016) pagi WIB. Mereka menyerukan agar kepengurusan PSSI yang baru bisa mengambil langkah bijak. Salah satunya adalah memutihkan sejumlah tim yang dibekukan.

Mereka berkumpul di depan Plaza Sriwedari kemudian jalan kaki menyusuri jalan utama Kota Solo ke arah timur. Pasoepati yang berasal dari berbagai korwil ini memakai atribut tim yang khas dengan warna merah sembari membentangkan sejumlah spanduk yang berisi kecaman-kecaman.

“Ini merupakan keinginan teman-teman Pasoepati arus bawah, bukan atas perintah dari DPP Pasoepati. Aksi ini kami lakukan untuk menyampaikan aspirasi sekaligus menuntut PSSI berlaku bijak,” ujar koordinator aksi, Agus “Warshop” kepada wartawan.

Menurutnya, Persebaya salah satu klub yang punya sejarah sepak bola di Tanah Air. Ia menyayangkan sikap PSSI yang justru mendukung tim-tim baru yang kebanyakan bersifat instan. Dalam hal ini PSSI justru mengakomodasi tim-tim anyar menjadi bagian dari mereka.

“Tim yang tak diakui itu merupakan tim yang sangat bersejarah. Mereka berjuang dari bawah hingga bisa besar, tapi malah tak dianggap,” imbuhnya.

Di sisi lain, aksi ini sekaligus penggalangan dana untuk korban gesekan antarpenonton saat laga Persija Jakarta melawan Persib Bandung, Sabtu (5/11/2016) lalu. Salah satu korban yang kini masih menjalani perawatan di RS Brayat Minulya adalah Ridwan Maulana asal Desa Banaran, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Setidaknya terkumpul uang sebesar Rp950.000 dari aksi ini yang kemudian langsung diserahkan kepada korban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya