Sport
Minggu, 9 Desember 2018 - 23:25 WIB

Eksodus Pekerja Bayangi Tim F1, Ada Apa?

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, LONDON — Sejumlah tim Formula 1 (F1) mulai mengkhawatirkan dampak keluarnya Inggris Raya dari Uni Eropa atau British Exit (Brexit). Mereka takut kehilangan sejumlah pekerja yang berasal dari negara-negara Eropa di luar Inggris.

Sebagai informasi, Inggris Raya berencana meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret 2019. Namun Perdana Menter Inggris, Theresa May, masih kesulitan mendapat persetujuan parlemen terkait Brexit. Para tokoh F1 diyakini terus memantau dinamika soal Brexit dalam beberapa waktu ke depan. Sebab isu Brexit bisa berdampak besar dalam dunia motorsport termasuk F1.

Advertisement

COO McLaren, Jonathan Neale, mengatakan salah satu dampak Brexit yang paling dikhawatirkan yakni soal perekrutan pekerja dari negara-negara Eropa. Para pekerja tersebut bisa dipaksa meninggalkan Inggris setelah pemberlakuan Brexit. McLaren saat ini diperkuat para pekerja dari 23 negara berbeda walau tidak semuanya berasal dari Eropa.

“Ini akan sangat menyulitkan bila kami harus ikut mengurusi proses visa, seperti yang kami lakukan dengan [pekerja dari] Amerika Serikat. Kami lebih senang jika diberi kebebasan untuk mendatangkan talenta dari mana saja,” ujar Neale seperti dilansir Motorsport, Minggu (9/12/2018).

Kekhawatiran senada disampaikan Bos Ferrari, Maurizio Arrivabene. Dia bahkan memprediksi akan ada sejumlah pekerja yang dipaksa keluar dari tim-tim bermarkas di Inggris. “Saya menduga, dalam waktu dekat akan ada banyak orang yang mengetuk pintu Maranello”.

Advertisement

Namun Arrivabene berharap hal tersebut tidak benar-benar terjadi pada F1. “Bukan perkembangan yang bagus,” ujarnya.

Seperti kebanyakan tim independen seperti Red Bull, Haas, Racing Point, McLaren, Williams, tim pabrikan Mercedes dan Renault juga bermarkas di Inggris Raya. Bos Renault, Cyril Abiteboul, mengakui isu Brexit telah membuatnya khawatir karena Inggris Raya telah berperan dalam kemajuan timnya sejak kembali ke grid F1 pada 2015. Hal serupa disampaikan Team Principal Mercedes, Toto Wolff.

“Kami terus memantau ini karena Mercedes memiliki operasi besar yang berjalan di Inggris. Divisi motorsport kami, kurang lebih ada 1.800 orang, sebagian besarnya adalah warga Uni Eropa.”

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif