Solopos.com, SOLO — Para sesepuh Pasoepati menghormati sikap Aulia Haryo Suryo yang enggan dicalonkan kembali dalam pemilihan presiden Pasoepati periode 2020-2022.
Keputusan itu dinilai sudah dipikirkan secara matang oleh lelaki yang akrab disapa Rio tersebut. Meski nantinya tak lagi berada dalam kepengurusan DPP Pasoepati, Rio diminta tak melupakan kelompok suporter pendukung Persis Solo itu.
Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo
Warna Cat hingga Ikan Koi, Berikut Hal-Hal yang Diyakini Mendatangkan Hoki
Pada Jumat (20/11/2020) siang, dedengkot Pasoepati, Maryadi Gondrong, bersama beberapa suporter memberikan ucapan terima kasih secara simbolis kepada pasangan Aulia Haryo Suryo-Surya Panca. Mereka membawa poster bertuliskan Terima Kasih Rio-Panca, Siap Suksesi Pasoepati sambil menyanyikan anthem Satu Jiwa di Taman Ngesus, Punggawan, Solo.
Gondrong mengatakan aksi tersebut merupakan bentuk apresiasi terhadap kinerja Rio-Panca selama memimpin Pasoepati sejak 2018. Lelaki yang berencana maju dalam pemilihan presiden Pasoepati terbaru itu menilai kinerja Rio-Panca bagus meski masih ada beberapa kekurangan.
“Saya mendengar dari berbagai pihak kalau Mas Rio mau pensiun. Sebagai sesama anggota Pasoepati, ucapan ini yang bisa saya berikan. Terima kasih,” ujar Gondrong saat ditemui wartawan usai kegiatan.
Berharap Ikut
Gondrong sejatinya berharap Rio masih ikut kontestasi dalam Kongres VIII yang rencananya akan digelar awal Januari 2021. Dia menilai Rio adalah salah satu figur muda potensial di tubuh Pasoepati. Rio dianggap memiliki kemampuan organisasi selain merupakan suporter tulen.
“Dia sebenarnya berpotensi melanjutkan kepemimpinannya. Rio itu pintar, beda dengan saya yang hanya tahu dunia suporter,” ujar Gondrong yang akan berpasangan dengan Pembina Pasoepati Anak Colomadu, Agus Ismiyadi, dalam kongres.
Revitalisasi Pasar Kota Sragen: Lahan PG Mojo Masuk Radar Pemkab Untuk Lokasi Pasar Darurat
Presiden pertama Pasoepati, Mayor Haristanto, menilai Rio bukanlah sosok sembarangan dalam sejarah Pasoepati. Mayor mengatakan Rio adalah salah satu dari 20 pendiri Pasoepati pada 9 Februari 2000 meski sempat “menghilang” dari dunia suporter beberapa saat.
“Jadi sudah sejak 20 tahun lalu dia bergulat, sejak Pasoepati masih ‘piyik’ sampai dewasa saat ini. Saya ucapkan terima kasih untuk dedikasinya,” ujar sesepuh yang menjadi penggagas Museum Titik Nol Pasoepati itu.