Sport
Sabtu, 29 Juni 2013 - 00:37 WIB

ERICK THOHIR : Inter Milan dan Keseimbangan Seri A

Redaksi Solopos.com  /  Suwarmin  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Mesin-mesin perang klub sepakbola Eropa masih dipermak di hanggar masing-masing. Pendulum musim panas belum separuh jalan. Masih ada waktu sekitar dua bulan lagi untuk memulai genderang pertempuran musim 2013-2014 dimulai. Namun sepakbola Eropa tetap panas. Apa lagi kalau bukan pergolakan transfer klub-klub ternama, baik transfer pemain maupun pelatih.

Klub-klub Spanyol sedang mencari keseimbangan baru setelah si antagonis Jose Mourinho memilih kembali pulang ke markas lamanya di Stamford Bridge, kandang Chelsea. Mou mencari tempat yang menurutnya bisa menghormatinya secara pantas. Real Madrid baru saja menemukan pengganti Mou. Bukan Jupp Heynckes si pembantai Barcelona di ajang Liga Champions musim lalu, tetapi si dingin keras kepala dari Italia, Carlo Ancelotti. Italiano ini dipilih, tidak salah lagi, salah satunya karena dianggap memahami bagaimana menghadapi Barca.

Advertisement

Di Inggris, Mourinho kehilangan musuh dan kawan terbaiknya untuk sama-sama memanaskan halaman media dan televisi: Sir Alex Ferguson. Si kakek legendaris ini memutuskan pensiun akhir musim lalu. Fergie mundur setelah membangun Manchester United (MU) bukan lagi sebagai klub sepakbola, namun sudah mewujud sebagai peradaban. Ini masa penuh kecemasan bagi pendukung MU. Mampukah David Moyes meneruskan tradisi emas Fergie; 27 tahun mengasuh MU, Fergie memberi 10 gelar liga, 5 trofi Piala FA, 2 trofi Liga Champions.

Di Prancis, Paris Saint Germain (PSG) bukan lagi satu-satunya pemilik modal besar. Kini ada AS Monaco yang musim depan akan mengandalkan Radamel Falcao, salah satu properti panas Liga Spanyol musim lalu. PSG kemungkinan akan ditangani Laurent Blanc, pelatih Prancis yang seperti ditakdirkan untuk dicintai publik  bola negaranya. Blanc akan adu kecerdikan Claudio Ranieri, sementara di barisan striker, Falcao akan adu tajam dengan Zlatan Ibrahimovic.

Advertisement

Di Prancis, Paris Saint Germain (PSG) bukan lagi satu-satunya pemilik modal besar. Kini ada AS Monaco yang musim depan akan mengandalkan Radamel Falcao, salah satu properti panas Liga Spanyol musim lalu. PSG kemungkinan akan ditangani Laurent Blanc, pelatih Prancis yang seperti ditakdirkan untuk dicintai publik  bola negaranya. Blanc akan adu kecerdikan Claudio Ranieri, sementara di barisan striker, Falcao akan adu tajam dengan Zlatan Ibrahimovic.

Pekan ini pula mantan guru Barcelona, Pep Guardiola, menjadi bintang dalam sesi latihan Bayern Muenchen. Pep dalam tekanan setelah prestasi luar biasa yang ditorehkan Jupp Heynckes musim lalu dengan membawa Bayern meraih treble: juara Bundesliga, Liga Champions dan Piala Jerman.

Inter Milan

Advertisement

Sementara satu lagu klub besar Italia, Inter Milan, justru masih menyisakan misteri. Inilah menariknya, pengusaha muda Indonesia, Erick Thohir, bisa menjadi kunci penyeimbang Liga Seri A jika tawarannya untuk mengambil saham mayoritas Inter Milan diterima oleh pemilik Inter, Massimo Moratti.

Erick, pengusaha Indonesia yang baru berusia 43 tahun, nyaris tampil bak Julius Caesar dengan veni, vidi vici (datang, lihat, kuasai) bagi Moratti, bos Inter Milan yang berusia 68 tahun. Moratti yang terlahir sebagai anak pemilik Inter sebelumnya, Angelo Moratti, dihadapkan pada kegalauan luar biasa. Dia adalah bos besar Inter Milan, CEO perusahaan minyak Saras dan telah membawa Inter dalam gelimang prestasi sejak mengambil alih kepemimpinan dari Ernesto Pellegrini pada tahun 1995. Kondisi keuangan Moratti tengah seret, ditambah lagi posisi Inter yang musim depan tidak lagi berlaga di Eropa membuat harga dan potensi keuangan Inter merosot tajam. Lalu seolah tiba-tiba datang di hadapannya seorang bocah Indonesia, si Tohir itu.

Tidak heran jika lantas Moratti meragukan komitmen Erick Thohir, yang disebutnya seperti bocah yang menyukai boneka, sekali suka lalu bosan dan boneka pun dilepaskan. Seperti dikutip Tuttosport, Moratti khawatir investasi besar Erick Thohir akan dilepas kembali saat dia merasa bosan. “Itu situasi yang sama saat Sheikh Abdullah Al Thani mengakuisisi Malaga,” kata Moratti.

Advertisement

Moratti tentu faham, ”bocah” Indonesia ini hobi membeli klub olahraga. Dia menjadi investor klub NBA Philadelphia 76ers, berjajar dengan pesohor Will Smith. Dia juga sudah memilih klub sepakbola Liga Amerika Serikat (MLS), DC United.

Melalui akun Twitternya, Thohir menyebut ketertarikannya membeli Inter karena ”passion”, bukan seperti bocah yang menggemari boneka. Pemilik klub basket Satria Muda Jakarta ini menawarkan 250 juta Euro hingga 300 juta Euro atau kira-kira senilai dengan Rp2,8 triliun-Rp3,2 triliun kepada Moratti, ditambah 100 juta Euro untuk belanja emain di pasar transfer.

Begitu ragunya Moratti kepada Erick, sampai-sampai dia gagal mendatangkan pemain yang sebenarnya diminatinya, Carlos Tevez, karena pundi-pundi duitnya yang menipis. Padahal jika Moratti sudah menggandeng Erick, nilai transfer Tevez yang tidak sampai angka 15 juta Euro, bukan hal sulit.

Advertisement

Para Internisti, sebutan fans Inter Milan, sepertinya mulai mencium gejala bahwa Erick bisa saja menjadi penentu keseimbangan baru Seri A dengan mengangkat kembali level Inter Milan yang musim lalu terpuruk ke peringkat ke-9. Beberapa di antara mereka sempat mengirim kicauan ke Twitter Erick. Carl Mh Barenburg misalnya menulis di time line Erick, “If you help build a profitable model for @inter, the Interisti will love you. Let’s do this. Forza Nerazzurri! Kata Carl, jika Erick membantu membangun model yang menguntungkan untuk Inter, Internisti akan mencintai Erick.

Suara dukungan kepaad Erick juga muncul dari Frenk Martino melalui akunnya @FNK_79 dan Edoardo Costantin lewat akunnya @SirKrsna dan banyak pemilik akun Twitter lainnya. Edoardo di antaranya menulis dalam Bahasa Indonesia: @erickthohir Saya suka Indonesia! Saya suka Internazionale FC.

Nah, Erick sebenarnya menawarkan ruang lebar bagi Moratti untuk membuat Inter Milan leluasa bergerak di bursa transfer dan di arena pertempuran Liga Seri A. Namun jika Moratti tetap meragukan Erick, Juventus terancam sendirian di pacuan perebutan scudetto musim depan. Jadi, mari kita sama-sama menunggu kelanjutan saga Erick Thohir di Inter Milan.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif