SOLOPOS.COM - Kiper Inter Milan, Andre Onana, yang diincar Manchester United. (Instagram/@andreonana.24).

Solopos.com, JAKARTAAndre Onana yang tak lama lagi berseragam Manchester United adalah sedikit dari kiper berkulit hitam di sepak bola Eropa, fenomena yang terjadi sejak lama.

Sosok penjaga gawang Inter Milan itu mencuri perhatian para pencinta sepak bola akhir-akhir ini, tak terkecuali di Indonesia. Terlebih, kiper timnas Kamerun itu memiliki hubungan dengan sepak bola Indonesia meski tak secara langsung.

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

Andre Onana merupakan adik kandung Nnana Onana yang pernah memperkuat Persikad Depok dan Persis Solo pada masa lalu.

Nnana dalam sebuah wawancara mengaku pernah memberi sarung tangan kiper yang dibelinya dari salah satu mal di Depok untuk sang adik.

Pembahasan yang gencar tentang Andre Onana membuka mata bahwa ada fenomena di sepak bola Eropa sedikit ada kiper berkulit hitam. Fenomena itu diulas olah akun Instagram Box2Box Football Podcast.

Dikutip Solopos.com dari akun Instagram tersebut, Senin (17/7/2023), akun tersebut juga menyebut fenomena itu tak hanya di Eropa tetapi juga terjadi di sepak bola Indonesia. Ternyata ada faktor yang menyebabkan fenomena tersebut terjadi.

Selain Andre Onana, memang ada kiper berkulit hitam lainnya seperti Thomas N’Kono, Carlos Kameni, Vincent Enyeama, David James Shaka Hislop, Nelson Dida, Steve Mandanda, dan lainnya.

Namun, dibanding kiper berkulit putih, populasi kiper berkulit hitam terbilang sedikit di sepak bola Eropa yang dianggap sebagai pusat sepak bola.

Menurut Richard Giulianotti dalam buku berjudul Football: A Sociology of the Global Game, bagi kamu elite kulit putih seorang kiper biasanya memiliki karakteristik yang berkaitan dengan kecerdasan dan rasionalitas.

Sementara, para pemain berkulit hitam selalu memiliki stigma cepat dan bertenaga. Hal itu membuat mereka biasanya ditempatkan di posisi bek tengah atau gelandang bertahan.

Berbeda halnya dengan di Brasil yang memiliki anekdot kiper berkulit hitam. Anekdot itu muncul setelah kiper berkulit hitam timnas Brasil Moacir Barbosa dianggap sebagai biang keladi kegagalan Brasil menjadi juara dunia di tanah sendiri pada 1950.

Salah satu anekdot Brasil berbunyi, berlatih yang keras hingga engkau kelak jadi seperti Gilmar dos Santos. Jika tidak, nasibmu akan seperti Moacir Barbosa.

Fenomena tak banyak kiper berkulit hitam juga terjadi di sepak bola Indonesia. Bisa dibilang saat ini cukup sedikit kiper dari Papua.

Nama yang paling banyak diingat di era Liga Indonesia adalah mantan kiper Sriwijaya FC dan Persipura, Selsius Gebze. Ada juga kiper PON Papua 2021, John Pigai. Namun dia belum mampu bermain di kompetisi tertinggi.

Namun, belum diketahui secara pasti penyebab atau alasan kiper berkulit hitam di sepak bola Indonesia sedikit apakah sama seperti penyebab terjadinya fenomena itu di sepak bola Eropa.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya