SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Andy Murray Vs Novak Djokovic. dokJIBI/SOLOPOS/Bisnis

MELBOURNE – Bagi setiap petenis papan atas dunia merasakan kekalahan di final grand slam setelah melalui pertarungan panjang adalah menyakitkan. Begitu pula yang diinginkan kedua finalis Australia Open 2013, Novak Djokovic dan Andy Murray.

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

Kedua petenis papan atas dunia ini siap memberi kekalahan yang menyakitkan bagi lawannya pada partai final di Rod Laver Arena, Melbourne Park, Minggu (27/1/2014).

Djokovic dan Murray akan kembali dipertemukan dalam final grand slam. Meski keduanya menjalin persahabatan sejak masih berstatus junior, namun persaingan keduanya dalam berbagai turnamen selalu berakhir menyakitkan.

Murray berstatus sebagai ranking tiga dunia pernah dikecewakan Djokovic pada semifinal Australia Open tahun lalu. Petenis Inggris Raya ini dikalahkan Djokovic dalam pertarungan lima set untuk merebut tiket ke final.

Meski demikian, peraih emas Olimpiade 2012 ini mampu membalas sakit hatinya. Di final Grand Slam US Open 2012, Murray gantian mengandaskan asa Djokovic dalam laga lima set di partai final untuk mengklaim trofi grand slam pertamanya.

Melihat catatan pertemuan kedua petenis ini, duel panjang kemungkinan juga akan mewarnai partai puncak Australia Open kali ini. Keduanya akan bertarung mati-matian untuk memperebut title juara sekaligus memberi rasa sakit bagi lawannya.

Bagi Murray, memberi rasa sakit sudah pernah dibuktikannya saat mengirim pulang Roger Federer. Murray mengalahkan Federer melalui pertarungan panjang, selama lima set untuk mengantongi tiket final.

“Saya berharap itu adalah pertandingan yang menyakitkan, karena itu berarti bagus,” ujar Murray seusai memenangi laga lima set kontra Roger Federer di partai semifinal, Jumat (25/1/2013) lalu.

Kendati demikian, juara bertahan, Djokovic tak gentar. Petenis asal Serbia ini sudah pernah mengalami hal serupa dan mampu mengatasinya, yakni pada final Australia Open musim lalu, saat ia mengakhiri perlawanan Rafael Nadal dalam pertarungan terpanjang dalam sejarah grand slam.

“Mengingat fakta yang ada, setiap kali kami bertemu (dengan Murray), dalam enam-tujuh laga terakhir, selalu berakhir dengan pertandingan yang panjang. Melelahkan, menguras fisik, dalam laga tiga dan lima set di grand slam,” tutur ranking satu dunia itu dilansir Eurosports, Sabtu (26/1/2013).

“Jadi saya mengira kami akan berharap sesuatu yang mirip. Penuh rallies panjang dan saya siap untuk itu,” imbuhnya.

Siapa pun pemenang dalam duel ini, maka ia akan mengukir sejarah baru. Djokovic akan menjadi petenis pertama yang memenangkan trofi Australia Open tiga kali beruntun sejak era terbuka pada 1969, sedang  Murray akan menjadi petenis di era terbuka yang memenangi gelar grand slam keduanya secara beruntun, setelah yang pertama diraih di US Open, medio September lalu.

Namun, siapa pun yang kalah bakal merasa sakit hati. Ia akan menyimpan kenangan pahit itu hingga turnamen-turnamen selanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya