SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, MADRID – Liverpool di bawah polesan Jurgen Klopp dan Tottenham Hotspur besutan Mauricio Pochettino memiliki banyak kemiripan. Dua tim ini sama-sama kompak. Nyaris tidak ada rumor negatif dari ruang ganti klub Liga Premier Inggris ini.

Ikatan emosional para pemain dengan manajer mereka masing-masing pun sangat kuat. Fans Liverpool sudah terbiasa disuguhi pemandangan Klopp memeluk satu per satu para pemain seusai bertanding. Pelatih asal Jerman itu memiliki panggilan khusus untuk masing-masing anak buahnya. Seperti Roberto Firmino dengan panggilan Bobby, James Milner dengan sebutan Milly, Dejan Lovren dengan sapaan Lov.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Air mata pun membasahi pipi Pochettino setelah anak buahnya menyingkirkan Ajax Amsterdam secara dramatis di Johan Cruyff Arena pada leg kedua semifinal Liga Champions belum lama ini. Dia menyebut para pemainnya adalah pahlawan. Pujian setinggi langit Pochettino untuk Lucas Moura dkk. diutarakannya sambil menangis tersedu-sedu di hadapan wartawan yang mewawancarainya.

Passion (gairah) dan emotion (perasaan). Begitulah yang disuntikkan Klopp dan Pochettino kepada tim mereka masing-masing, selain permainan menghibur yang diwarnai pressing tinggi. Tak ayal, seberapa pun cobaan tim itu, termasuk ditinggalkan sederet bintang, Liverpool dan Tottenham tetap solid.

Hanya, satu hal yang membuat ironi adalah sesolid dan seapik apa pun Liverpool di bawah besutan Klopp dan Tottenham bersama Pochettino, mereka sama-sama belum pernah mengangkat trofi! Sejak tiba di markas latihan Liverpool, Melwood, pada Oktober 2015, Klopp telah tiga kali mengantar Jordan Henderson dkk. lolos ke final, masing-masing Piala Liga dan Liga Europa pada 2016 serta Liga Champions 2018. Namun, ketiganya gagal dituntaskan dengan gelar. Musim ini, Liverpool juga nyaris mengakhiri puasa gelar Liga Premier sejak 1990. Akan tetapi, mimpi itu dikandangkan Manchester City.

Pochettino tak jauh beda. Pelatih yang konon menolak menggantikan Sir Alex Ferguson sebagai pelatih Manchester United itu juga tak pernah sekalipun mempersembahkan gelar kepada Spurs sejak dirinya membesut tim London Utara ini pada musim panas 2014. Padahal Spurs di bawah kendali Pochettino hanya sekali gagal finis empat besar Liga Premier dalam lima tahun ini dan juga sempat lolos ke final Piala Liga pada 2015.

Akan tetapi, Klopp dan Pochettino kini sama-sama memiliki kesempatan memupus ironi nir-trofi tersebut ketika tim mereka berjumpa pada final Liga Champions di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, Minggu (2/6/2019) pukul 02.00 WIB. Si Kuping Besar, sebutan trofi Liga Champions, menjadi impian Klopp dan Pochettino sebagai persembahan gelar perdana bagi tim yang mereka tangani saat ini.

“Apakah target saat memulai kampanye ini untuk menembus final Liga Champions? Jelas tidak, namun untuk memenangi setiap laga di depan kami, bisa mengalahkan segala penghalang, perlu usaha besar sebisa mungkin, dan punya kekuatan untuk mencapai sesuatu itu sangatlah indah. Saya pikir itu yang membuat kami bisa sampai sejauh ini,” ujar Pochettino, seperti dilansir uefa.com, Kamis (30/5).

Ambisi Klopp untuk memberi gelar bagi Liverpool di Wanda Metropolitano bisa lebih besar ketimbang Pochettino. Maklum, Klopp sudah dua kali gagal di final kompetisi tertinggi di Benua Biru tersebut. Masing-masing bersama Borussia Dortmund pada 2013 dan Liverpool musim lalu. Pelatih berkacamata ini tentu sangat penasaran untuk mengangkat Si Kuping Besar kali pertama dalam karier manajerialnya.

“Liverpool dan Tottenham saling mengenal dengan baik. Terlepas dari itu, ini adalah laga final dan Anda harus mempersiapkan diri dengan mencari kelebihan dan kelemahan lawan,” jelas Klopp.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya