SOLOPOS.COM - AC Milan (JIBI/REUTERS/Ibraheem Al Omari)

Financial Fair Play, membuat AC Milan yang boros di bursa transfer harus menyehatkan neraca keuangan mereka.

Solopos.com, MILAN – Pendukung AC Milan sedang berbunga-bunga karena tim kesayangan mereka benar-benar menggila belanja pemain di bursa transfer musim panas ini. Sederet bintang-bintang ternama sudah didatangkan ke San Siro.

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

Guyuran dana besar dari pemilik baru Milan, Yonghong Li, sepertinya tak pernah habis. Milan sudah mendapatkan sekitar 10 pemain dengan total 161,08 juta poundsterling (Rp2,8 triliun). Bahkan, Milan dikabarkan belum mau mengerem nafsu belanja mereka dengan ingin mendatangkan penyerang Alvaro Morata dari Real Madrid hingga Renato Sanchez dari Bayern Munchen.

Sayangnya, belanja gila-gilaan Milan tersebut tidak diimbangi dengan penjualan pemain. Sejauh ini, tim berjuluk Rossoneri tersebut hanya melego empat pemain ke klub lain dengan budget total 6,8 juta poundsterling (Rp118 miliar). Jurac Kucka yang dilego ke Trabzonspor dengan banderol 4,25 juta poundsterling (Rp74 miliar) merupakan penjualan termahal Milan sejauh ini.

Wajar jika neraca keuangan Milan mengalami ketimpangan di bursa transfer musim panas ini. Rossoneri mengalami besar pasak dari pada tiang untuk penjualan dan pembelian pemain. Dalam daftar Transfermarkt.co.uk, Milan pun mengalami kerugian minus 181,50 juta poundsterling (-Rp3,1 triliun). Kerugian itu masih lebih banyak ketimbang duo tim Liga Premier Inggris dari Manchester, Manchester City dan Manchester United, yang mengalami minus 118,90 juta poundsterling (-Rp2,07 triliun) dan minus 111,20 juta poundsterling (-Rp1,9 triliun).

[Baca: Milan Jadi Tim Paling Boros Sejauh Ini]

Kondisi ini membuat Milan berada dalam ancaman sanksi Financial Fair Play (FFP).  Tapi tidak perlu khawatir, karena sanksi tersebut akan dikenakan jika Milan tidak berhasil menyehatkan keuangan mereka musim 2017/2018. Artinya, masih ada setahun bagi Rossoneri untuk menekan kerugian maksimal 30 juta euro (Rp458 miliar) agar terhindari dari sanksi FFP.

Seperti dilansir Acmilaninfo.com, Senin (17/7/2017), jurnalis yang tertarik mengenai isu keuangan, Marco Bellinazzo, kepada Il Sole 24 One menganalisis jalan keluar Milan agar terhindar dari sanksi tersebut. Milan akan berusaha mengembangkan bisnis di Tiongkok hingga lolos ke Liga Champions untuk menyehatkan keuangan Milan pada musim depan.

Kegagalan Milan tidak berkompetisi di zona Eropa memang berpengaruh cukup besar untuk pendapatan Milan. Dalam tiga musim terakhir, Milan menderita kerugian dengan total 250 juta euro (Rp3,8 triliun) karena mereka gagal tampil di Benua Biru. Namun musim depan, juara tujuh kali Liga Champions tersebut bisa kembali turun di Liga Europa, dengan terlebih dahulu turun di play-off.

Milan pun bertekad untuk lolos ke Liga Champions di musim berikutnya lagi setelah investasi besar-besaran yang mereka tanamkan untuk membelin pemain pada bursa transfer musim panas ini. Keuntungan berkompetisi di level Eropa bisa diperoleh dari hadiah dan hak siar televisi.

Selain itu, Rossoneri  juga berharap bisa melebarkan sayap bisnis ke Asia, khususnya Tiongkok. Milan bisa menambah partner untuk diajak kerjasa sama membesarkan Rossoneri. Belum lama ini, CEO Milan, Marco Fassone, memang mengklaim sudah menyiapkan plan B jika Rossoneri gagal lolos ke Liga Champions musim depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya