SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
French Open 2015 menandai gelar grand slam ke-20 Serena Williams. Kini ia fokus ke Wimbledon.
Solopos.com, PARIS — Laju ratu tenis Amerika, Serena Williams, benar-benar tak terbendung musim ini. Petenis nomor satu dunia itu mengemas gelar grand slam ke-20 setelah mengalahkan Lucie Safarova di final French Open 2015, Sabtu (6/6/2015) malam WIB.
Meski sempat direcoki sakit flu, Serena mampu mengempaskan petenis Cheska Safarova lewat drama tiga set dengan skor 6-3, 6-7(2), 6-2 di lapangan Philippe-Chatrier, Paris. “Ini menjadi mimpi buruk selama 48 jam. Saat Anda terserang flu seluruh badan terasa sakit. Itu yang harus saya atasi. Ini membuat trofi menjadi sangat spesial. Saya sungguh menginginkan ini. Saya sangat ingin menang,” kata Serena.
Trofi French Open menjadi gelar grand slam kedua beruntun bagi Serena musim ini. Sebelumnya, petenis berusia 33 tahun itu telah merebut gelar Australian Open, Januari lalu. Dia menjadi petenis pertama yang mampu merebut dua gelar grand slam pertama sejak rekor Jennifer Capriati pada musim 2001.
Adik kandung Venus Williams itu berpeluang mengukuhkan predikat “Serena Slam” untuk kedua kalinya dalam karier jika sukses merebut trofi Wimbledon pada 29 Juni-12 Juli nanti. Serena telah mengemas lima gelar Wimbledon. Dan kini, dia semakin termotivasi mengejar rekor Steffi Graf yang berhasil merebut empat gelar grand slam dalam satu musim pada 1988.
“Saya sangat gembira telah menyelesaikan ini. Saya meraih ‘Serena Slam’ dan semakin dekat dengan rekor lain. Di Wimbledon, ejekan itu ada di belakang saya karena saya belum berhasil tampil bagus dalam beberapa tahun terakhir. Menyadari apa yang saya lakukan di sana selama bertahun-tahun, saya sekarang konsisten berjuang untuk bisa tampil gemilang,” tutur Serena.
Serena gagal lolos dari putaran keempat di Wimbledon selama dua tahun terakhir. Namun, dia siap memperbaiki nasib di lapangan rumput Wimbledon musim ini.
“Saya tidak pernah menyukai [lapangan] rumput dan saya hanya tahy bagaimana bisa tampil dengan bagus. Di sana, permukaan lapangan lebih rendah, itu akan sedikit membantu saya. Sekarang, jika saya mendapatkan bagian yang sulit saya tahu bagaimana memenangi laga itu meski dua tahun lalu tidak berhasil,” imbuh dia. (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)
