Ugiek Sugiyanto salah satunya. Pemain bernomor punggung 22 ini menginginkan ada solusi lain tanpa harus cuma berpangku tangan pada Konsorsium saja. “Saya harapkan manajemen dapat mengupayakan dengan cara yang lain karena kami benar-benar membutuhkan gaji itu,” papar Ugiek Selasa (31/7).
Sementara pandangan berbeda diungkapkan oleh palang pintu Persiba, Eduardo Bizarro. Pemain asal Brazil itu menganggap itu bukan kesalahan klub, tapi konsorsium yang memang tidak beres.
Manajer tim, Briyanto AS mengatakan saat ini belum ada informasi lanjutan dari pihak Konsorsium. “Hasil keputusan yang sebenarnya sangat mengecewakan bagi kami pun belum ada tindak lanjutnya,” ujar Briyanto.
Manajer tim, Briyanto AS mengatakan saat ini belum ada informasi lanjutan dari pihak Konsorsium. “Hasil keputusan yang sebenarnya sangat mengecewakan bagi kami pun belum ada tindak lanjutnya,” ujar Briyanto.
Briyanto memaparkan hasil keputusan dari konsorsium menyatakan penyandang dana kompetisi IPL itu hanya mampu memberi kucuran gaji kepada klub IPL, termasuk Persiba sebesar satu bulan gaji dulu.
Namun sampai saat ini pihak konsorsium maupun LPIS masih terkesan belum sepenuhnya serius untuk mewujudkan janji-janji yang terlontar untuk kesekian kalinya.
Dengan kenyataan itu, Briyanto pun membeberkan jika pihaknya mulai bingung untuk menghadapi tekanan dari pemain-pemainnya. Namun ia juga tetap bersikukuh untuk tetap menagih terus menerus kepada pihak Konsorsium.
“Sama artinya itu sebuah utang. Dan konsorsium itu utang banyak kepada kami. Jadi selayaknya orang berhutang itu wajib dilunasi di dunia. Itu jika tak ingin sengsara di akhirat nanti,” paparnya lebih lanjut.
Guna menyiasati bilamana sampai hari H kucuran gaji dari konsorsium belum mengalir juga, ia pun berencana akan menghadap Idham Samawi, yang selama ini diyakini menjadi solusi apabila tim pujaan hati Paserbumi itu sudah tak ada solusi untuk menyelesaikan masalahnya.
“Mungkin besok saya akan menghadap Pak Idham untuk membicarakan masalah ini. Biasanya beliau selalu memiliki solusi cerdas, termasuk apabila terjadi problem semacam saat ini,” katanya.
Pihak Konsorsium maupun LPIS sendiri tak pernah bisa dimintai konfirmasi terkait perkembangan masalah ini. CEO LPIS, Widjajanto juga tak pernah mau mengangkat teleponnya ketika dihubungi Harian Jogja.