Sport
Selasa, 16 Agustus 2011 - 10:42 WIB

Hadapi Timnas U-23, Firman Utina cs tak setengah-setengah

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemain tim nasional Indonesia mendengarkan arahan pelatih, Wim Rijsbergen, saat menjalani latihan di stadion Manahan, Solo. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Pemain tim nasional Indonesia mendengarkan arahan pelatih, Wim Rijsbergen, saat menjalani latihan di stadion Manahan, Solo. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Solo (Solopos.com)–Kendati hanya bertitle laga uji coba, tim nasional (Timnas) senior tak akan setengah hati saat menghadi Timnas U-23 di Stadion Manahan, Solo, Kamis (18/8/2011).

Advertisement

Pelatih Timnas Wim Rijsbergen menyebutkan duel Merah-Putih tak sekedar laga pemanasan tapi juga sebagai tolak ukur pencapaian anak asuhnya selama melakoni pemusatan latihan, terutama pada peningkatan fisik.Oleh karenanya, Wim tak akan memilah-milah skuatnya pada laga ini. Dia berjanji akan memberi kesempatan seluruh skuatnya agar bisa melakoni pertandingan.

Dari 30 pemain yang saat ini bergabung di skuat Merah-Putih senior, hanya Ricardo Salampessi (Persipura) yang kemungkinan absen. Ricardo masih menjalani penyebuhan akibat mengalami cedera kambuhan. “Kalau yang lainnya akan mendapat kesempatan yang sama. Kemungkinan nanti sudah akan ada pergantian pemain sejak babak pertama,” ujar Wim saat dijumpai Espos seusai memimpin latihan timnya di Stadion Manahan, Senin (15/8/2011) sore.

Dalam duel Merah-Putih ini, Wim mengaku fokus terbesarnya yakni mengamati peningkatan fisik Firman Utina cs. Terlebih seusai menjalani pelatihan singkat selama sehari bersama pelatih fisik papan atas dunia, Raymond Verheijen. Memang diakuinya, selepas ditangani Raymond kondisi fisik pemainnya mulai menunjukkan grafik peningkatan. Ini terbukti dalam dua kali latihan ini, anak asuhnya tak menunjukkan tanda-tanda kelelahan, walau terkadang periode latihannya ditambah.

Advertisement

“Konsentrasi dan mental mereka tak menurun. Ini menandakan fisik dan stamina mereka sudah sedikit lebih baik. Kalau tidak mengalami peningkatan maka konsentrasi mereka akan melemah saat menerima materi latihan.” Tuturnya.

Meski demikian, Wim mengaku hal ini belum bisa dijadikan patokan. Untuk bisa mengatakan secara pasti terkait peningkatan fisik skuatnya harus dilakukan dalam pertandingan dua kali 45 menit. “Kalau mereka bisa mengatasi pertandingan itu, berarti mereka sudah dikatakan meningkat. Sebelum itu saya tak berani mengatakan secara pasti,” imbuh pria yang pernah membawa Trinidad-Tobago lolos Piala Dunia 2006 di Jerman sebagai asisten pelatih ini.

Senada dengan Wim, kapten Timnas, Firman Utina juga mengaku untuk membuktikan sejauh mana pencapaian rekan-rekannya selama menjalani training center (TC) adalah dengan melakoni pertandingan. Karenanya ia mengaku siap tampil 100% meski hanya menghadapi tim yang predikatnya masih juniornya. “Sangat sulit untuk mengatakan kami lebih baik atau tidak. Yang pasti itu hanya bisa dibuktikan dalam pertandingan,” ujar gelandang Sriwijaya FC ini.

Advertisement

(yud)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif