SOLOPOS.COM - Kontingen Jawa Tengah untuk cabang olahraga Boccia memamerkan medalinya dalam Kejurnas NPC Indonesia 2019 di GOR Fakultas Keolahragaan (FKor) Universitas Sebelas Maret (UNS), Manahan, Minggu (27/10/2019). (Solopos/Chrisna Chanis Cara)

Solopos.com, SOLO — Kontingen Jawa Tengah (Jateng) benar-benar tak tertahankan dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) 2019. Tuan rumah berhasil menyegel juara umum setelah menggondol 45 medali emas, 35 perak dan 29 perunggu.

Jumlah emas tersebut dua kali lipat dari Jawa Barat (Jabar) yang berada di peringkat kedua dengan 21 emas. Capaian ini jelas menjadi modal positif bagi atlet disabilitas Jateng jelang ajang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) 2020 di Jakarta.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Dominasi Jateng di Kejurnas NPCI kali ini tak lepas dari torehan mereka di cabang atletik. Jateng sukses menjadikan cabang tersebut menjadi lumbung medali dengan 23 emas. Peringkat kedua di cabang atletik, Jambi, bahkan hanya mampu mengumpulkan sembilan emas.

Dominasi serupa ditunjukkan tuan rumah di cabang renang. Jateng sukses memenangi duel sengit dengan Kalimantan Selatan dan Jawa Barat dengan torehan 12 emas. Jateng juga berjaya di cabang yang baru dipertandingkan di Kejurnas NPCI tahun ini yakni boccia. Tiga emas berhasil disumbangkan kontingen Jateng dari cabang olahraga tersebut.

Total Jateng menjadi juara umum di empat cabang yakni atletik, renang, boccia dan angkat berat. Sekretaris NPCI Jateng, Priyano, mengapresiasi kerja keras seluruh atlet di kontingennya dalam ajang kejurnas kali ini. Menurut Priyano, para atlet mampu menjawab target juara umum dengan torehan medali mengagumkan.

Menurunkan 121 atlet, Jateng total merengkuh 109 medali di kejuaraan. Priyano mengatakan dominasi Jateng kali ini turut dipengaruhi sejumlah kontingen lain yang tak menurunkan skuat terbaiknya.

“Beberapa provinsi seperti Jabar dan Papua memfokuskan atlet mereka di pelatnas. Sejumlah provinsi juga kesulitan dana sehingga hanya memberangkatkan tim terbatas. Namun demikian, perjuangan Jateng untuk menuju juara umum tetap patut diapresiasi,” ujar Priyano saat dihubungi Solopos.com, Minggu (27/10/2019) malam.

Priyano menyebut regulasi yang melarang pemain pelatnas senior tampil di lebih dari satu nomor ikut menguntungkan timnya yang banyak diisi atlet muda. Menurut Priyano, aturan itu sengaja diterapkan agar kejurnas benar-benar menjadi ajang kompetisi dan pembinaan atlet, tak hanya didominasi atlet tertentu.

Pihaknya menyebut gemblengan persaingan di Kejurnas NPCI diharapkan bisa memacu prestasi apik Jateng di Peparnas 2020. “Muaranya ke sana,” kata dia.

Pelatih tim boccia Jateng, Harun Dwi Kuncoro, mengaku cukup puas bisa mengalahkan Jawa Timur untuk keluar sebagai juara umum cabang tersebut dengan tiga emas. Namun pihaknya mengakui target awal tim sejatinya empat emas.

“Ada satu nomor yang meleset karena kalah dari Jatim. Namun torehan tiga emas tetap menjadi catatan positif mengingat persiapan kami hanya lima hari,” ujar Harun didampingi pelatih Dini Asriyah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya