SOLOPOS.COM - Skuat Persis Solo (JIBI/Solopos/Dok)

HUT Persis Solo terjadi pada 8 November 2016 mendatang.

Solopos.com, SOLO – “#Le93ndIsBack PersisSolo total sudah mengkoleksi 7 Piala Juara Perserikatan. Nampaknya Persis Solo mulai nyidam Juara lagi musim dpn?.” Status yang mengisi linimasa twitter @PasoepatiNet pada Sabtu (5/11/2016) itu langsung di-retweet 35 pengguna akun twitter. Di bawah status, akun @PasoepatiNet menambah gambar grafis berupa piala ditambah tulisan 7 kali juara nasional!

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dahaga Pasoepati, suporter pendukung  Persis Solo, akan kejayaan tim sepertinya sudah mencapai ubun-ubun. Bagaimana tidak, klub yang awalnya bernama Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB) itu terakhir kali merengkuh piala bergengsi pada tahun 1948, tepatnya saat Persis juara perserikatan mengalahkan PSIM Jogja. Setelah itu prestasi Persis maksimal menjuarai Divisi II pada 1994 dan runner up Divisi I sepuluh tahun silam.

Jika ditarik lima tahun terakhir, prestasi klub yang berdiri 8 November 1923 ini makin mengenaskan. Laskar Sambernyawa, julukan Persis, hanya meraih trofi Plumbon Cup 2015, ajang tarkam di Tawangmangu Karanganyar serta runner up Piala Polda Jateng 2015. Terakhir Persis asuhan pelatih Widyantoro gagal menembus 16 besar Indonesia Soccer Championship (ISC) B 2016 setelah hanya finis di posisi kelima grup.

Deretan hasil itu jelas bukan menjadi kado apik bagi Persis yang bakal merayakan hari jadinya yang ke-93, Selasa (8/11/2016). Namun Persis bukannya tanpa harapan. Setelah mendeklarasikan diri sebagai klub profesional lewat pembentukan PT Persis Solo Saestu (PSS) tahun 2015, Persis sukses menggaet PT Syahdana Property Nusantara sebagai investor tim. Komitmen investor untuk kembali menggaungkan nama Persis jelas dinanti di musim depan.

Mantan punggawa Persis era 1960-1979 serta penasihat Persis, Hong Widodo, mengatakan suntikan dana menjadi salah satu elemen vital dalam menunjang prestasi tim di era sekarang. Tanpa dana yang cukup, Hong menyebut Persis bakal sulit untuk kembali bersaing di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

“Besar dana untuk mengangkat tim itu relatif. Mungkin kita tidak butuh dana hingga Rp20-30 miliar seperti Persib dan Persija untuk memperkuat skuat. Yang jelas dana harus jadi perhatian di era sepak bola profesional,” ujar lelaki 73 tahun itu saat dihubungi Solopos.com, Senin.

Hong yang pernah menjadi pemain terbaik Jawa Tengah tahun 1977 ini menyebut guyuran dana penting untuk mengikat kontrak pemain lebih dari setahun. Dengan kontrak jangka panjang, Hong meyakini pemain bakal lebih berkomitmen untuk membesarkan Persis.

“Pemain sekarang jelas beda dengan dulu. Dulu tidak ada kontrak-kontrakan karena mayoritas pemain Persis asli Solo. Dedikasi dan semangat kedaerahannya kuat meski tidak ditunjang biaya,” kata Hong yang pernah mengantar Persis promosi ke Divisi I saat melatih tahun 1994.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya