Solopos.com, NEWCASTLE — Salah satu bos besar media di Amerika Serikat, Henry Mauriss, bersiap menjegal keinginan Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohamed Bin Salman, yang berambisi membeli Newcastle United. Maurisss berencana ikut mengajukan penawaran untuk bersaing dalam akusisi klub berjuluk The Magpies itu.
Dilansir Mirror, Selasa (28/4/2020), pendiri ClearTV itu kabarnya bersedia membeli Newcastle apabila Pangeran Mohamed Bin Salman gagal mengambil alih saham mayoritas klub. Mauriss disebut tertarik mengikuti jejak dua kompatriot konglomerat, John Henry dan Tom Werner, yang berinvestasi dengan membeli Liverpool.
Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024
Hiks… Tinggal Sendirian di Gubuk Reyot, Janda Tua di Kampung Sidomulyo Sragen Butuh Bantuan
Mauriss ingin mencontoh model bisnis Henry dan Werner yang untung besar berinvestasi membeli The Reds. “Dia sudah mempelajari cara rekan senegaranya. Werner dan Henry berhasil mengangkat kembali Liverpool dan menjadikan mereka salah satu yang dominan di dunia,” demikian ucap salah satu sumber lingkaran dalam Mauriss.
Ingin Tiru Liverpool
Pemilik perusahaan investor klub, Fenway Sports Group, Henry telah membeli Liverpool pada 2010 sebesar 360 juta poundsterling. Dengan investasi tersebut, The Reds kini ditaksir memiliki nilai jual sebesar 2 miliar poundsterling.
Data Terbaru Covid-19 Indonesia: Positif Tambah 415 Jadi 9.511 Kasus, Sembuh tembus 1.254
Keberhasilan Henry dan Werner mengubah Liverpool menjadi klub kaya membuat Mauriss tergiur untuk melakukan hal yang sama di Newcastle. Mauriss menjanjikan investasi besar tak hanya di pembelian pemain, melainkan juga di akademi klub.
“Investor melihat cara pemilik Liverpool telah menancapkan diri mereka ke dalam komunitas dan menjadikannya sebagai kerja tim dengan orang-orang menuju ke arah yang sama. Newcastle punya pendukung yang setia dan loyal. Ini adalah klub dengan potensi besar,” lanjut sumber tersebut.
Heboh Hand Sanitizer Berstiker Foto Bupati Sri Mulyani di Klaten, Ganjar Pranowo Beri Peringatan
Mauriss pernah melakukan negosiasi dengan pemilik Newcastle, Mike Ashley. Namun dia disalip Mohamed Bin Salman melalui perantara Amanda Staveley. Belakangan, sang pangeran kemungkinan sulit membeli Newcastle karena terhalang dengan statusnya terkait sejumlah kasus pelanggaran kemanusiaan di Arab Saudi.