Sport
Senin, 21 Agustus 2023 - 09:19 WIB

Ironi Marquez, Juara Dunia 8 Kali tapi Butuh 10 Putaran untuk Bisa Finis

Rudi Hartono  /  Newswire  /  Rudi Hartono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pembalap Repsol Honda Team Marc Marquez. (Antara/Andika Wahyu)

Solopos.com, SOLO–Pembalap Ducati Francesco Bagnaia menjuarai MotoGP Austria 2023 di Spielberg, Austria, Minggu, (20/8/2023) malam WIB.

Namun, sorotan tertuju kepada Marc Marquez yang akhirnya bisa finis kali pertama pada musim ini. Itu sebuah ironi bahwa delapan kali juara dunia (enam kali kelas MotoGP, satu kali kelas Moto2, satu kali kelas 125cc) tersebut membutuhkan 10 putaran untuk bisa finis.

Advertisement

Bagnaia yang memimpin balapan sejak awal, berada jauh di depan Brad Binder (Red Bull KTM Factory Racing) yang berada di urutan kedua, sementara Bezzecchi (Ducati-VR46) di urutan ketiga.

Bagi Bagnaia kemenangan tersebut menyempurnakan kemenangan ganda akhir pekan setelah memenangi balapan sprint, Sabtu (19/8/2023).

Advertisement

Bagi Bagnaia kemenangan tersebut menyempurnakan kemenangan ganda akhir pekan setelah memenangi balapan sprint, Sabtu (19/8/2023).

Poin maksimal di sirkuit Red Bull Ring membuatnya unggul 62 poin dari Jorge Martin di klasemen 2023 dengan menyelesaikan 10 dari 20 balapan.

“Saya mengharapkan balapan yang lebih kuat tetapi kondisinya sulit untuk semua orang. Kami mempersiapkan segalanya dan menunjukkan potensi kami sejak kemarin,” kata Bagnaia, seperti disiarkan AFP yang dikutip dari Antara, Senin (21/8/2023).

Advertisement

Musim 2023 memang menjadi musim yang berat bagi pembalap Spanyol itu. Dia menghadapi sembilan balapan sebelumnya yang penuh kecelakaan dan cedera yang membuatnya gagal finis.

Baru pada putaran ke-10 MotoGP musim ini yakni di Austria, Marquez bisa menyelesaikan balapan bebas insiden. Catatan ini merupakan sebuah ironi bagi sebagian penggemar MotoGP.

Sebab, pembalap sekelas Marquez yang merupakan juara dunia delapan kali itu membutuhkan 10 kali putaran agar bisa finis.

Advertisement

“Ini menyakitkan. Dia tersenyum tapi itu pasti membunuh jiwanya di dalam. Mesin pemenang. Juara dunia delapan kali. Dia tidak pernah lamban, tidak pernah puas dengan apa pun. Anda melihatnya  poin pertama tahun ini? Berapa lama sejak Portugal? Sepertinya setahun yang lalu. Luar biasa, sungguh. Sebuah cerita sedih, untuk Honda dan Marc,” kata Neil Hodgson dari TNT Sports dikutip dari crash.net.

Pada sisi lain, menurut Sylvain Guintoli, Marquez sudah menyadari saat ini tidak berada di level kompetisi. Oleh karena itu dia menggunakan balapan sebagai tes untuk meningkatkan motornya.

Itu terlihat dari keputusan pembalap berjuluk Baby Alien itu menggunakan ban belakang soft. Marquez satu-satunya pembalap di MotoGP Austria yang melakukan hal itu.

Advertisement

Keputusan tersebut pertanda Marquez mengabaikan hasil untuk hasil untuk benar-benar memprioritaskan pengembangan motor masa depan Honda.

“Dia pada dasarnya menggunakan balapan sebagai tes untuk meningkatkan motornya karena dia tahu bahwa dia tidak berada di level kompetisi,” kata Sylvain.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif