SOLOPOS.COM - Madura United (Bola.com)

ISC A 2016 menjadi pembuktian bagi gelandang asal Spanyol, Toni Mossi. Eks pemain Arema Cronus ini terancam ditendang dari Madura United menyusul permasalahan administrasi.

 
Harianjogja.com, BANGKALAN — Gelandang asal Spanyol, Toni Mossi, tidak bisa tenang. Pasalnya, ia dalam ancaman pencoretan dari Madura United. Hal ini terasa mengejutkan karena dari sisi permainan, Mossi tidak di bawah standar.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Namun, bukan alasan performa di lapangan yang jadi ancaman Mossi ditepikan dari klub berjulukan Sape Kerrab itu. CEO Madura United, Achsanul Qosasi, mengungkapkan bila kendala administrasi keimigrasian yang jadi penyebabnya.

“Kami masih memberi tenggang waktu hingga 15 Mei mendatang kepada Toni Mossi agar menyelesaikan administrasi di Kedutaan Spanyol. Dia belum bisa memenuhi persyaratan administrasi utama guna bisa mendapatkan KITAS,” ucap AQ, panggilan karib Achsanul.

Sebenarnya secara teknis, Madura United membutuhkan sosok Toni Mossi karena eks pemain Arema Cronus ini jadi andalan lini tengah sebagai gelandang serang bergantian dengan Slamet Nurcahyo. Namun, selama dua laga awal ISC A 2016, Slamet Nurcahyo lebih dipercaya menjadi starter.

Mossi sempat menjadi pengganti Slamet saat Madura United bermain imbang 0-0 dengan Arema Cronus. Tetapi, dia tak dibawa ketika tur ke Bandung melawan PS TNI pada parta pertama ISC 2016.

“Toni Mossi sudah beberapa kali mencoba ke kantor Kedutaan Spanyol di Jakarta. Namun, kedutaan keberatan karena visa Toni Mossi masih tersisa 1 tahun 8 bulan. Kami tidak ingin bermasalah dengan imigrasi dan Mossi sadar akan hal itu,” jelas AQ.

Itulah mengapa AQ memberi tenggat Toni Mossi hingga 15 Mei 2016 karena Madura United tidak mau kehilangan kesempatan di bursa transfer untuk batas rekrutmen pemain asing tampil di ISC 2016.

“Kalau kesempatan itu hilang, berarti kami membuang peluang menggunakan jasa pemain asing. Problem tersebut sudah saling dipahami Toni Mossi dan manajemen. Jadi, status Mossi di tim ini masih menunggu waktu hingga bisa memenuhi administrasinya,” tutur mantan bendahara PSSI itu.

Posisi Toni Mossi ini berbeda dengan yang dialami Jeong Kwang-sik. Rekan setim Mossi asal Korea Selatan itu sudah dipastikan dicoret. Keputusan ini juga dinilai mengejutkan.

“Jeong Kwang Sik resmi kami putus kontrak. Keputusan kami murni alasan teknis. Jeong sangat sulit untuk bersaing dengan Bayu Gatra, Engelberd Sani, Elthon, dan Rossy Noprihanis untuk menempati posisi penyerang sayap,” kata AQ.

Manajemen dan tim pelatih telah memberi kesempatan kepada Kwang-sik mulai partai uji coba hingga dua laga resmi di TSC 2016. Kendati, mantan pemain Persija musim 2012 itu hanya sebagai pengganti saat Madura United tandang ke markas PS TNI dan menjamu Arema Cronus di Bangkalan lalu.

“Jika dikalkulasi, total kami telah memberikan peluang selama lebih lima kali pertandingan kepada Jeong Kwang-sik. Namun, dia tetap tidak menunjukkan peningkatan signifikan yang bisa mengangkat penampilan Madura United secara global,” ungkap sosok yang juga kader Partai Demokrat itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya