Sport
Selasa, 24 Februari 2015 - 14:25 WIB

ISL 2015 : Pertemuan PT Liga Indonesia, Klub, dan BOPI Buntu

Redaksi Solopos.com  /  Haryo Prabancono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PSSI dan Perwakilan 18 klub ISL Temui BOPI (Ligaindonesia.co.id)

ISL 2015 ditunda. Pertemuan PT Liga Indonesia, klub, dan BOPI belum mencapai kesepakatan seperti yang diharapkan.

Solopos.com, JAKARTA — Pertemuan antara PT Liga Indonesia dan perwakilan 18 klub Indonesia Super League (ISL) 2015 dengan Badan Olahraga Profesional (BOPI), Senin (23/2/2015), masih belum menemui titik terang.

Advertisement

Ini pertemuan kedua mereka. Sebelumnya, PT Liga Indonesia dan perwakilan 18 ISL  juga pernah menemui BOPI, Selasa (17/2/2015) lalu. Pertemuan ini  membahas penyelenggaraan ISL 2015 yang tidak mendapat rekomendasi dari BOPI dan Kemenpora untuk diselenggarakan mulai Jumat (20/2/2015) lalu.

“Tujuan kita ke kantor BOPI untuk menyelesaikan masalah yang ada. Namun, karena perwakilan klub ISL 2015 sulit untuk melanjutkan pertemuan ini, jadi belum mencapai kesepakatan,” ujar Joko Driyono, seperti dikutip dari Ligaindonesia.co.id, Selasa (24/2/2015).

Joko Driyono mengatakan, dalam pertemuan tersebut pihaknya belum mencapai kesepakatan terkait penyelenggaran ISL 2015.

Advertisement

“Saya akan melihat laporannnya ke depan, karena hari ini belum menemui titik terang. Saya berharap beberapa waktu kedepan progresnya produktif,” kata Joko Driyono.

Ketua BOPI, Noor Aman, meminta persyaratan utama yang ditujukan kepada seluruh klub ISL 2015, seperti masalah pajak, dan gaji pemain harus dipenuhi.

“Apabila semua syarat telah diberikan Selasa ini, segera akan ada rekomendasi untuk menggelar ISL 2015,” ujar Noor Aman.

Advertisement

Noor Aman menambahkan, ada beberapa syarat yang tidak bisa ditoleransi, seperti utang, status pemain, dan pajak klub-klub ISL 2015.

“Ada beberapa syarat yang tidak bisa ditoleransi, di antaranya soal utang, dan status pemain asing. Apabila tidak memiliki Kartu Izin Tinggal Sementara (Kitas), maka akan dicabut. Pajak perlu data, mana yang kurang dan mana yang cukup. Bisa sambil berjalan, namun, harus konsekuen dan terbuka di mana letak kekurangannya,” jelas Noor Aman.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif