Sport
Sabtu, 9 Juli 2011 - 23:45 WIB

Isu politik uang KLB PSSI dibantah kubu Djohar

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Solopos.com) – Adanya isu politik uang dibalik pemilihan ketua, wakil ketua dan anggota Komisi Eksekutif PSSI saat Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Solo dibantah dengan tegas olh tim sukses Djohar Arifin, Bernard Limbong. Bernard mengatakan hasil dalam kongres murni aspirasi para pemilik suara.

“Kalau ada jual beli suara tidak mungkin hasilnya seperti ini. Kami menang tidak dengan suara mutlak. Bahkan kemenangan Djohar diraih dalam dua kali putaran dan bukan mayoritas,” terang pria yang juga merupakan salah satu anggota Kelompok 78. K-78 semula memang mengotot mengusung George Toisutta (GT) dan Arifin Panigoro (AP). Namun di saat-saat terakhir pelaksanaan kongres GT-AP tetap tidak bisa maju karena tidak direstui FIFA.

Advertisement

Rumor mengatakan, setelah GT-AP tidak bisa mencalonkan sebagai ketua suara K-78 dilimpahkan ke pasangan Djohar Arifin dan Farid Rahman. Skenario ini dikabarkan sudah disetujui oleh GT-AP yang sebelum kongres dimulai menggelar pertemuan dengan K-78 di Kota Jogja. Kendati demikian, Limbong mengaku tidak benar jika semua suara K-78 diberikan ke pasangan Djohar-Farid. Terbukti saat pemilihan, Djohar hanya memenangkan suara sebanyak 61, sementara Farid Rahman terpilih sebagai wakil dengan jumlah suara 53.

“Kalau bermain suara seharusnya suara Djohar menang dengan jumlah 78, tapi ternyata tidak. Pemilihan berjalan demokratis,” imbuh Limbong. Meski demikian Limbong tidak menjamin apabila kongres kali ini terbebas dari politik uang. Meski demikian, praktik tersebut jelas tidak dilakukan oleh kelompoknya. “Enggak tahu mungkin kalau jual beli suara untuk kandidat yang lain. Tapi kalau dari kubu kami jelas tidak ada,” tegasnya.

yms/yud

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif