SOLOPOS.COM - Pelatih dan atlet Jagal Abilawa berfoto bersama saat mereka bertanding dalam kejuaraan HAN Champhionship di Sukoharjo, pekan lalu. (Istimewa/Jagal Abilawa)

Solopos.com, SOLO – Perkembangan pesat dunia bela diri Mixed Martial Art (MMA) melahirkan berbagai sasana-sasana olaharga ini di Indonesia. Solo pun juga melahirkan sejumlah sasana olahraga ini salah satunya Jagal Abilawa Fighting Club.

Jagal Abilawa Fighting Club terbentuk pada tahun 2012 berawal dari sekelompok pemuda pencinta olahraga bela diri. Namun, mereka belum memiliki wadah untuk menyalurkan hobi.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

“Kawan-kawan yang memiliki dasar beladiri bermacam macam akhirnya disatukan dan berlatih bersama. Pada saat itu latihan pertama kali bertempat di salah satu tempat yang sekarang bernama Rumah Banjarsari,” kata pelatih Jagal Abilawa, Adhe Tri Pamungkas saat dijumpai Solopos.com di sela-sela kegiatannya, Selasa (7/3/2023).

Ia menambahkan baru penamaan Jagal Abilawa tercipta pada sekitar tahun 2015 oleh Imam yang saat ini juga sebagai pelatih di sasana. Penamaan Jagal Abilawa terinspirasi dari kisah Pandawa dalam pewayangan.

Dalam merintis Jagal Abilawa, pelatih dan para atlet harus kerja bakti membersihkan tempat latihan karena sasana tempat berlatih sebuah bangunan kuno yang belum terawat. Lalu, fasilitas latihan pun dilengkapi dengan kolektif bersama-sama.

“Pada saat itu kami bersama teman-teman gotong royong untuk membuat tempat latihan lebih layak. Adanya support dari pemilik rumah dan kolektif dari kawan kawan akhirnya bisa membuat tempat yang lebih baik dari sebelumnya,” kata Adhe.

Dia menambahkan, semula Jagal Abilawa dibentuk hanya untuk kawan-kawan komunitas sendiri. Namun karena banyak minat dari masyarakat Kota Solo yang ingin berlatih bersama, akhirnya ada inisiatif dari para pendiri untuk membuat Jagal Abilawa menuju ke arah profesional dengan membuka kelas khususnya bela diri boxing, muay thai, kick boxing, dan MMA.

“Bisa dibilang kami berasal dari akar rumput atau jalanan. Namun, ada tujuan beralih menjadi profesional karena kami mempunyai tujuan untuk menciptakan gaya hidup yang sehat untuk masyarakat,” kata Adhe.

Ia menambahkan berbagai kejuaraan nasional hingga daerah pun telah diikuti oleh atlet-atlet Jagal Abilawa. Hasilnya, salah satu atlet sekaligus pelatih di Jagal Abilawa, Satria Escobar Pardede menjadi petarung di kelas welter weight pada ajang One Pride MMA.

Perkembangan Jagal Abilawa membuat sasana pun berpindah ke tempat baru di wilayah Kartopuran, Solo. Lalu, Jagal Abilawa juga menambah latihan di Baki, Sukoharjo.

“Saat ini untuk tim pengurus sekaligus merangkap sebagai pelatih berjumlah tiga orang dengan member aktif sekitar 60-an orang,” kata Adhe.

Terbaru, dalam kejuaraan HAN Championship di Sukoharjo pekan lalu, Jagal Abilawa yang menerjunkan 11 atletnya berhasil membawa pulang 3 tiga medali emas.

“Kami berlatih setiap Senin, Rabu, Jumat dua sesi sore dan malam. Kami ingin melahirkan atlet-atlet nasional bahkan internasional untuk mengharumkan nama Solo dan Indonesia,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya