Sport
Kamis, 4 September 2014 - 17:50 WIB

JELANG ASIAN GAMES XVII/2014 : Peralatan Telat, Adaptasi Kurang, Medali Boling Terancam Hilang

Redaksi Solopos.com  /  Jumali  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Logo Asian Games (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Harianjogja.com, JAKARTA — Dua pekan menjelang pelaksanaan Asian Games XVII/2014 di Incheon, Korea Selatan cabang olahraga boling dilingkupi pesimisme bisa menyumbang medali. Boling tak lagi punya waktu untuk beradaptasi dengan bola yang akan digunakan.

Boling menjadi salah satu cabang olahraga yang rutin menyumbangkan medali di Asian Games. Di Doha 2006, Ryan Lalisang meraih emas. Empat tahun lalu di Guangzhou China, team of five putri menyumbangkan perak. Boling pun digadang-gadang bisa mengulang sukses 2006 pada perhelatan yang mulai 19 September hingga 4 Oktober tahun ini. Mereka dipatok menyumbangkan emas.

Advertisement

Menilik hasil uji coba di turnamen internasional, sejatinya boling optimistis bisa bersaing di tiga besar. Khususnya di kelompok putri. Hanya Korea dan Singapura yang diprediksi bakal jadi saingan.

Sebagai gambaran di Makau Terbuka Agustus lalu, Sharon Adelina meraih emas, Ryan ada di peringkat ketiga. Peboling putri Putty Armien meriah juara di Hong Kong Terbuka, Limansantoso menjadi runner-up.

Advertisement

Sebagai gambaran di Makau Terbuka Agustus lalu, Sharon Adelina meraih emas, Ryan ada di peringkat ketiga. Peboling putri Putty Armien meriah juara di Hong Kong Terbuka, Limansantoso menjadi runner-up.

Tapi, bak jauh panggang dari api, persiapan boling malah amburadul mendekati keberangkatan. Hingga dua pekan menjelang keberangkatan peralatan untuk lomba belum lengkap. Janji pemerintah untuk mendistribusikan peralatan pada 25 Agustus hanyalah isapan jempol belaka.

“Persiapan Asian Games terkait peralatan kali ini paling buruk dibandingkan sebelumnya. Ini situasi yang gila, pemerintah malah jadi penghambat prestasi kami,” kata Thomas Tan, pelatih pelatnas boling kepada detikSport, Kamis (4/9/2014).

Advertisement

Yang bikin Thomas makin kesal, kejadian itu ulangan persiapan SEA Games 2013 di Myanmar. Peralatan tiba setelah ajang usai dihelat. Tak bisa memaklumi sikap pemerintah yang tak mau belajar dari ajang sebelumnya, Thomas pernah menyampaikan niatan absen dari Asian Games.

“Pada prinsipnya kami memerlukan peralatan, utamanya bola. Kalau berangkat tanpa peralatan hasilnya sudah pasti bisa ditebak: tidak akan maksimal,” keluah Thomas.

“Saya sempat bicara dengan konsultan boling, kalau peralatan tak tersedia lebih baik tidak usah berangkat. Toh, kalau gagal kita juga yang dikalahkan padahal mereka tidak tahu kondisi seperti apa,” cetusnya.

Advertisement

Dari perhitungan Thomas, boling butuh waktu minimal dua pekan untuk menyiapkan peralatan hingga mengenal betul bola yang akan digunakan. Kalau sampai hari ini bola tak kunjung datang, dipastikan tak akan cukup waktu bagi boling untuk beradaptasi.

“Adaptasi dengan peralatan itu minimal sebulan. Kami juga perlu waktu untuk mengebor bola sesuai ukuran tangan si atlet,” jelas Thomas.

Nah, untuk mengebor satu bola rata-rata membutuhkan waktu 30 menit. Skuat boling diisi 12 atlet. Maisng-masing atlet mendapatkan 10 bola.

Advertisement

“Biasanya biar kenal betul dengan bolanya, masing-masing atlet butuh waktu minimal 10 hari. Saya tak tahu harus bagaimana lagi untuk menyiasati situasi ini,” ucap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif